- VIVAnews/ Muhamad Solihin
VIVAnews - Kondisi Geografis Papua mengakibatkan sulitnya transportasi yang tersedia untuk angkutan barang atau penumpang. Satu-satunya jalan adalah menggunakan transportasi udara atau pesawat yang tentunya membuat ongkos melambung.
"Bayangkan saja, untuk angkut 900 liter BBM (Bahan Bakar Minyak) menggunakan pesawat ongkosnya Rp26 juta. Itu satu kali angkut," kata Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Hatta Rajasa pada seminar nasional MP3EI 2011-2025 guna mendukung percepatan pembangunan nasional dalam rangka meningkatkan ketahanan nasional, di Lembaga Ketahanan Nasional, Jakarta, Senin 25 Juli 2011.
Jika dihitung per liter, Hatta menambahkan, biaya yang dibutuhkan untuk mengangkut BBM dari satu daerah ke daerah lain adalah Rp28.800 lebih dan itu di luar biaya pembelian BBM itu sendiri.
Dia menceritakan hal itu, karena dirinya ditanya Bupati Kabupaten Asmat, Yuvensius A Biakai, terkait Master Plan Percepatan dan Perluasan Pembangunan Ekonomi Indonesia (MP3EI) yang diluncurkan pemerintah tidak menyentuh daerahnya.
"Saya mendapatkan pertanyaan yang sama dari 200 lebih bupati, untuk Papua kan ada tiga kluster yang bisa menghubungkan masing-masing daerah," kata Hatta Rajasa menjawab pertanyaan Bupati Kabupaten Asmat, Papua.
Kluster yang dimaksud Hatta adalah kota Sorong dan Teluk Bumi sebagai kluster Minyak dan Gas, Timika sebagai kluster tembaga, dan Merauke sebagai kluster pertanian dan pangan.
"Connectivity-nya ada di jalan di antara kluster-kluster. MP3EI bisa mempercepat (ekonomi) sehingga bisa lewat darat, laut, udara, jadi lebih murah," ungkapnya. (eh)