Garuda: Negosiasi Harus Untungkan Perusahaan

Mantan Dirut Garuda Indonesia, Emirsyah Satar.
Sumber :
  • VIVAnews/Anhar Rizki Affandi

VIVAnews - PT Garuda Indonesia Tbk mengharapkan hasil negosiasi antara manajemen dan Asosiasi Pilot Garuda (APG) pada bulan puasa mendatang harus menguntungkan Garuda.

Dengan pelaksanaan negosiasi pada bulan Puasa, manajemen berharap seluruh pihak bisa berpikir lebih jernih, sehingga persoalan bisa cepat selesai.

"Saya garis bawahi adalah solusi yang terbaik untuk Garuda. Karena kami sudah bekerja lima tahun ini dan bekerja keras semua," kata Direktur Utama Garuda Indonesia, Emirsyah Satar, usai penandatanganan kerja sama Garuda dan Citibank di Hotel Grand Hyatt, Jakarta, Jumat, 29 Juli 2011.

Pasca aksi mogok kerja pilot, Emirsyah berharap, kerja sama antara manajemen dan pekerja akan tetap terjaga. Bahkan, semangat one team, one spirit, dan one goal masih bisa melekat di setiap jajaran pegawai Garuda.

"Istilahnya peperangan dengan kompetisi di luar bukan dengan Garuda" kata Emirsyah.

Dia menambahkan, permasalahan yang terjadi di perusahaannya lebih disebabkan persepsi komunikasi yang berbeda. Perbaikan komunikasi nanti lebih diarahkan pada jalur dua arah antara manajemen dan pekerja.

Sebelumnya, pihak APG mengutarakan hampir dua tahun jalur komunikasi tertutup antara APG dan manajemen. Presiden APG, Stephanus G Rahadi berharap adanya kesepakatan pembicaraan kembali dengan manajemen akan membuka kembali saluran yang ada.

Menanggapi keluhan tersebut, Emirsyah membantah jika persoalan komunikasi telah berlangsung selama dua tahun seraya berjanji manajemen akan membenahi masalah komunikasi itu.

"Nanti kami duduk sama-sama. Perlu kami ceritakan, bagaimana nanti ke depan. Jadi, tidak bisa ceritanya diambil sepotong-potong," kata Emirsyah. (art)

Inggris, AS Berikan Sanksi pada Tokoh Militer Terkemuka Iran Usai Serangan Terhadap Israel
Ilustrasi cadangan devisa, utang luar negeri, modal asing, dan devisa hasil ekspor.

Utang Luar Negeri RI Februari 2024 Naik Jadi US$407,3 MIliar, Ini Penyebabnya

Bank Indonesia (BI) mencatat, Utang Luar Negeri (ULN) Indonesia pada Februari 2024 sebesar US$407,3 miliar. Jumlah itu mengalami kenaikan US$1,6 miliar dari Januari 2024.

img_title
VIVA.co.id
19 April 2024