Setelah Maret 2009, Order Sepatu Nihil

VIVAnews - Pengusaha sepatu dan alas kaki mengakui hingga saat ini baru mendapat order terakhir hanya sampai bulan Maret 2009.

"Selebihnya, belum ada order yang masuk. Sebab, pembeli terlihat masih wait and see (mencermati)," kata Ketua Umum Asosiasi Persepatuan Indonesia (Aprisindo) Edi Wijanarko di Departemen Perindustrian Jakarta, Rabu, 21 Januari 2009.

Edi mengatakan, hal itu terjadi karena pembeli (buyer) dari Amerika masih menunggu pelantikan Barack Obama sebagai Presiden dan kebijakan yang akan diambilnya.

Semangat Kartini, Kesetaraan dan Pemberdayaan Perempuan Terus Didorong

"Buyer menunggu setelah pelantikan, kemudian mau diputuskan berapa dana talangannya (bailout), dan kalau uangnya (bailout) keluar maka otomatis order akan masuk," kata Edi.

Namun, Edi sedikit lega karena order hingga Maret ini tidak menurun dibandingkan periode yang sama tahun lalu. Bahkan, posisi Oktober 2008, ekspor meningkat 15 persen dibandingkan Oktober 2007. "Saya optimis, target ekspor 2008 sebesar US$ 1,75-1,8 miliar bakal tercapai," ujarnya.

Sementara itu, Edi menuturkan program restrukturisasi alas kaki yang diusulkan Departemen Perindustrian saat ini masih menunggu jawaban dari Dewan Perwakilan Rakyat RI. "Sudah diajukan nama 22 perusahaan," katanya.

Anggaran yang akan digunakan diperkirakan sebesar Rp 30 miliar untuk subsidi bunga. "Pagu anggaran Rp 50 miliar itu termasuk untuk kulit juga," tutur Edi.

Sedangkan mesin yang digunakan, Edi menambahkan bakal didatangkan dari Taiwan dan China untuk industri berskala besar dan menengah.

Tunggal putri Indonesia, Ester Nurumi

Apresiasi kepada Tim Thomas Cup dan Uber Cup Indonesia yang Pantang Menyerah

Tim Thomas Cup dan Uber Cup Indonesia menunjukkan semangat pantang menyerah saat tampil di pertandingan final menghadapi tuan rumah China, Minggu 5 Mei 2024.

img_title
VIVA.co.id
6 Mei 2024