- Fanny Octavianus
VIVAnews - Wakil Menteri Perdagangan, Mahendra Siregar, mengatakan kinerja ekspor nonmigas yang naik didorong oleh perkembangan ekspor ke negara-negara mitra Free Trade Area (FTA). Pasca FTA 2004-2010 pangsa pasar ke negara mitra FTA mengalami peningkatan.
"Pangsa sebelum FTA tahun 1996-2003 sebesar 56 persen, meningkat menjadi 63 persen pasca FTA," kata Wakil Menteri Perdagangan, Mahendra Siregar dalam jumpa pers di kantornya, Jakarta, Selasa, 2 Agustus 2011.
Sebaliknya, kata Wamendag, proporsi ekspor Indonesia ke negara mitra non FTA menurun dari 44 persen menjadi 37 persen. Selain itu, sejak FTA diberlakukan, ekspor Indonesia ke negara mitra FTA meningkat 14 persen pertahun, lebih cepat dari sebelum FTA diimplementasikan yang hanya 4 persen pertahun. Sedangkan pertumbuhan ekspor ke negara non FTA hanya 10 persen selama kurun waktu 2004 hingga 2010.
"Ekspor sektor industri ke negara mitra FTA meningkat lebih tinggi dari pada ke negara non FTA dan tumbuh rata-rata 12,5 persen pertahun sedangkan non FTA hanya 9,8 persen," kata Mahendra.
Perkembangan lainnya, kata Wamendag, saat ini semakin banyak produk ekspor Indonesia yang memanfaatkan keringanan bea masuk di negara-negara tujuan. Dari tabulasi seluruh kantor yang menerbitkan Surat Keterangan Asal (SKA), ekspor Indonesia ke mancanegara diperoleh informasi semakin banyak ekspor Indonesia yang memanfaatkan fasilitas keringanan bea masuk.
"Fasilitas itu adalah bagian dari FTA dan Economic Partnership Agreement (EPA) dan diharapkan meningkatkan daya saing produk ekspor kita di negara tujuan," ungkap Mahendra. (adi)
Mengembangkan Potensi Guru Melalui Platform Merdeka Mengajar
Pendidikan merupakan pilar utama dalam membangun fondasi sebuah bangsa yang maju dan berdaya saing di tingkat global.
