Rusuh Papua Diselesaikan dengan Cara Adat

Suku di Papua
Sumber :
  • VIVAnews

VIVAnews - Bumi Ilaga, Kabupaten Puncak Jaya, Papua bergolak gara-gara masalah politik: pencalonan bupati. Selama dua hari, Sabtu (30/7) dan Minggu (31/7) massa dua kubu pasangan calon kepala daerah, Elvis Tabuni-Yosia Tembak dan Simon Alom-Heri Kosnai berperang -- yang sama-sama mengklaim dicalonkan Gerindra.

Hari pertama rusuh, empat tewas terkena peluru aparat. Esoknya, giliran 13 orang tewas di lokasi. Hingga Senin 1 Agustus 2011, dinyatakan 19 warga tewas dalam insiden berdarah itu.

Kisruh ini rencananya akan diselesaikan dengan cara adat. Polisi kini sedang berusaha mengundang para tokoh adat. "Karena memang adat di sana itu, kalau ada yang mati satu dibalas satu. Maka ini kita usahakan tokoh adat," kata Juru Bicara Polri, Inspektur Jenderal Anton Bachrul Alam di Markas Besar Polri, Rabu 3 Agustus 2011.

Dengan perdamaian adat, kata Anton polisi berharap tak terjadi lagi saling serang antar warga. Disamping menyelesaikan secara adat, polisi juga akan menyelesaikan kasus ini secara hukum. "Penyidik sudah dikirim ke sana, dan sudah dilakukan pemeriksaan beberapa saksi," kata Anton.

Saat ini polisi sudah memeriksa delapan orang saksi, namun kata Anton bisa terus bertambah. Sementara dua pasang calon juga akan diperiksa. "Ya tentu akan dimintai keterangan, tapi sekarang belum, nanti saya cek lagi," kata dia.

Kerusuhan di Ilaga dipicu proses tahapan Pilkada di kabupaten hasil pemekaran itu. Komisi Pemilihan Umum Daerah (KPUD) setempat menyebutkan bahwa ada dualisme rekomendasi dari partai Gerindra, untuk dua pasangan calon bupati.

Namun, Partai Gerindra membantah jadi penyebab bentrok berdarah dan balik menyalahkan KPU. (selengkapnya lihat di sini). (umi)

Drone Israel Berhasil Ditembak Jatuh, Pangkalan Militer Iran jadi Sasaran
Foto ilustrasi minyak dunia

Israel Tembakkan Rudal ke Iran, Harga Emas dan Minyak Mentah Terbang

Israel pagi ini melakukan serangan balasan ke Iran dengan meluncurkan rudal ke bandara Isfahan di Iran tengah. Hal ini pun disebut berdampak terhadap komoditas dunia.

img_title
VIVA.co.id
19 April 2024