- VIVAnews/Tri Saputro
VIVAnews - Indeks harga saham gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia diprediksi bakal terhempas pada akhir pekan ini, Jumat 5 Agustus 2011. Pelamahan tersebut, disinyalir mengikuti sentimen negatif yang melanda bursa global, terutama indeks Dow Jones.
Menurut analis PT BNI Securities, Asti Pohan, bursa global baik di Amerika dan di Eropa semalam turun tajam, di mana semua indeks bursa saham di Amerika Serikat turun hingga melebihi empat persen dan indeks bursa saham di Eropa melemah dalam kisaran tiga persen.
"Sedangkan bursa saham di kawasan regional yang telah aktif bertransaksi
bergerak pararel dengan bursa global," ujar Pohan dalam riset yang diterima VIVAnews.com di Jakarta, Jumat.
Dia menuturkan, spekulasi akan data pengangguran di Amerika yang akan lebih tinggi daripada ekspektasi memicu kekhawatiran akan krisis global ekonomi, sehingga mendorong para investor memilih menjual saham-sahamnya di lantai bursa.
"Sentimen negatif ini juga berlanjut pada lantai bursa komoditas, di mana harga komoditas metal seperti timah, nikel, dan tembaga di LME bergerak turun dari harga sehari sebelumnya. Harga miyak mentah juga turut tergelincir hingga level mendekati enam persen menjadi US$86,63 per barel," ujar Asti.
Asti memperkirakan, nilai tukar rupiah yang terlihat turut terkoreksi dan tekanan jual di bursa global akan memperngaruhi pergerakan bursa nasional hari ini. "IHSG akan melanjutkan perlemahannya kemarin dan dapat meninggalkan level 4.100. Atau, akan bergerak dalam kisaran 4.075-4.150," tuturnya.
Pada perdagangan Kamis, 4 Agustus 2011 waktu setempat, indeks Dow Jones ditutup terkoreksi hingga 512,46 poin atau 4,31 persen ke level 11.383,98. Indeks Standard & Poor's 500 melemah 60,21 poin (4,78 persen) ke level 1.200,07, dan Nasdaq turun 136,68 atau 5,08 persen ke level 2.556,39.
Sedangkan IHSG pada perdagangan Kamis, berakhir melemah 14,42 poin (0,34 persen) di posisi 4.122,09. (ren)