Peringkat Utang Perusahaan di AS Dikoreksi

Seorang pialang lemas melihat anjloknya harga saham
Sumber :
  • AP Photo/Richard Drew

VIVAnews - Lembaga pemeringkat internasional, Standard & Poor's (S&P)  menurunkan peringkat surat utang Amerika Serikat dari AAA menjadi AA+. Penurunan derajat surat utang satu tingkat itu akibat gejolak perdebatan terkait penentuan batas maksimal utang baru antara pemerintah AS dan kongres.

Menurut Kahlil Rowter, pengamat pasar dari Universitas Indonesia, turunnya peringkat utang AS tersebut akan diikuti dengan penurunan rating obligasi perusahaan-perusahaan di negara tersebut. "Biasanya, kalau peringkat surat utang pemerintahnya turun, akan diikuti peringkat obligasi perusahaan di negara tersebut," tuturnya saat dihubungi VIVAnews.com di Jakarta, Senin 8 Agustus 2011.

Mantan Direktur Utama PT Pemeringkat Efek Indonesia itu menambahkan, penurunan derajat surat utang secara otomatis akan terjadi pada perusahaan-perusahaan milik pemerintah daerah di AS. "Yang paling cepat itu, terjadi penurunan pada peringkat utang perusahaan daerah yang juga cukup banyak," ujarnya.

Sementara itu, untuk perusahaan swasta di AS, kata Kahlil, akan turun derajat surat utangnya secara perlahan. "Memang, perusahaan swasta juga ikut terimbas, tapi tidak secara otomatis. Sebab, akan dikoreksi dulu satu per satu," tuturnya.

Dia memperkirakan, turunnya peringkat surat utang pemerintah AS, yang akan diikuti obligasi perusahaan pemerintah daerah maupun swasta tersebut akan memicu terjadinya pelambatan pertumbuhan ekonomi di negara tersebut.

Usai Sepi Peminat, Pemerintah Kasih Gratis Konversi Motor Listrik

"Tentunya, turunnya peringkat akan dikuti dengan pelemahan harga obligasi dan nilai tukar mata uang AS," kata Kahlil.

Sementara itu, langkah bersejarah Standard and Poor's menurunkan peringkat utang AS, dikhawatirkan berkembang ke negara-negara lain. Terutama Prancis, yang membutuhkan biaya besar dari dana talangan negara-negara Eropa yang juga bermasalah.

Namun, menurut Kepala Bagian Pemeringkat Utang Negara Standard and Poor's, David Beers, pihaknya tidak memiliki daftar maupun target negara mana yang akan diturunkan peringkat surat utangnya, sebelum melihat kinerja ekonomi memburuk atau beban utangnya.

"Kami tidak memiliki daftar sasaran. Tapi, kami jelas akan mengambil tindakan mengenai pemeringkat untuk zona Euro. Jadi, itu masih sebuah cerita yang sedang berlangsung, karena kami saat ini sedang memantaunya," kata David Beers seperti dilansir cnbc.

Kendati demikian, Beers mengatakan bahwa berdasarkan pandangan negatif yang terjadi AS, negara-negara lain bisa menghadapi penurunan peringkat utang dalam enam bulan sampai dua tahun ke depan. (art)

Menteri BUMN Erick Thohir

Kepemimpinan Perempuan di BUMN dan Cara BKI Lanjutkan Semangat Kartini

Menteri BUMN Erick Thohir mengatakan perempuan memiliki hak yang sama untuk mengejar dan mewujudkan cita-citanya.

img_title
VIVA.co.id
24 April 2024