- VIVAnews/ Ayatullah Humaeni
VIVAnews - Beberapa daerah memiliki menu khas yang seolah tumbuh menjadi bagian tradisi saat berbuka puasa. Seperti di Bogor, ada satu jajanan khas yang hanya mudah ditemui saat Ramadan yaitu: mi glosor.
Mi glosor sekilas sama dengan mi kuning pada umumnya. Yang membedakan adalah bahan bakunya. Jika mi kuning biasa terbuat dari tepung terigu, mi glosor menggunakan adonan tepung sagu atau aci.
Mi bertekstur licin dengan warna kuning mengkilap itu biasanya dimasak sebagai mi goreng, yang kemudian disajikan bersama sambal kacang dan aneka gorengan. ”Setiap bulan Ramadhan, kami makan mie glosor untuk berbuka puasa, rasanya enak,” kata Dede, salah seorang warga Bogor.
Mengapa disebut mi glosor? Menurut penuturan sejumlah warga setempat, kata glosor dipakai untuk menggambarkan karakteristik mi yang mengalir lancar ke kerongkongan saat dimakan. Mereka bilang, seperti menggelosor ke lambung.
Selama Ramadan, mi ini menjamur di pasar-pasar tradisional dan pinggir jalan kota Bogor. Bahkan, tak jarang sejumlah pedagang beralih usaha ke penjualan makanan ini selama 30 hari menjelang Lebaran.
Salah satunya Ridwan, yang hanya berdagang mi glosor selama Ramadan. Ia termasuk pedagang musiman mi glosor di Pasar Anyar, Bogor. ”Setiap hari mi glosor habis terjual, karena harganya sangat terjangkau. Hanya Rp 3.500/kg," ujar pria yang segera kembali menjajakan buah setelah Lebaran. (Laporan: Ayatullah Humaeni| Bogor, umi)
Heboh Wali Nagari di Sumbar Digerebek Warga Mesum dengan Sesama Jenis, Kantor Disegel
Kantor Wali Nagari Singguliang Lubuak Aluang Kecamatan Lubuk Alung Kabupaten Padang Pariaman disegel oleh warga setempat, Kades dituduh hubungan sejenis
