Syekh Piyobang, Ulama "Cukur Sebelah"

Makam Haji Piobang, Padang
Sumber :
  • Situs Pemda Padang

VIVAnews - Banyak cerita heroik para ulama besar saat menyebarkan Islam di Sumatera Barat. Sebut saja kisah Syekh Piyobang. Cerita tentang ulama ini terkait dengan ‘Gaek Cukua Sabalah’ (orang tua yang belum selesai bercukur rambut).

Penelusuran VIVAnews, kisah ini  beredar pada semua umur, dan menyebar tak di satu tempat. Seorang ibu separuh baya, mengaku telah mendengar cerita ‘Gaek Cukua Sabalah’ sejak masih duduk di kelas 3 Pendidikan Guru Agama, Sawahlunto, Sumatera Barat.

“Guru saya, Pak Azhar, yang menceritakannya,” ujar Zur, 54 tahun, seorang ibu rumah tangga yang tinggal di Kompleks Belimbing Permai. Kisah yang dikenang Zur, Syekh Piyobang adalah ulama berilmu tinggi, dan memiliki karomah.

Dari sejumlah literatur, bersama dua temannya, Haji Miskin dan Haji Sumanik, Syekh Piyobang dikenal sebagai ulama pembaru. Di abad 18, Syekh Piyobang menentang pelaksanaan ajaran Islam disandingkan dengan budaya.

Bagaimana kisah Gaek Cukua Sabalah menjadi legenda Syekh Piyobang? Disebutkan cerita ini dimulai saat sang ulama sedang bercukur di sebuah tempat. Saat rambutnya belum selesai dipotong, ulama ini bergegas ke belakang, dan mengaku melihat Makkah terbakar. “Dari cerita yang melegenda, beliau bergegas pergi ke Makkah (Ka’bah) untuk memadamkan api,” cerita Zur.

Kisah sama juga dituturkan, Romi, mahasiswa pascasarjana Universitas Negeri Padang. “Katanya orang tua itu Syekh Piyobang yang saat ini makamnya ada di Piyobang, Kecamatan Payakumbuh, Kabupaten 50 Kota,” ujar Romi.
 
Menurut cerita, Syekh Piyobang saat memadamkan api di Makkah bertemu sejumlah orang Payakumbuh yang sedang naik haji. “Mereka bilang bertemu orang tua yang rambutnya baru dicukur sebelah, dan dia ikut memadamkan api di Makkah,” kata Romi.

Kisah 'Gaek Cukua Sabalah' yang diyakini sebagai Syekh Piyobang memadamkan kebakaran di Makkah memang tak tercatat pada literatur. Kisah ini hanya diceritakan turun-temurun oleh orangtua pada anak-anaknya. 

Menurut sejarawan Universitas Andalas, Prof Gusti Asnan, cerita ini memang berkembang di masyarakat Minang. Sejauh mana kebenarannya? “Saya tak bisa memastikan ini, orang tua ini katanya memiliki karomah (keramat) setara wali Allah, mungkin saja bisa ini terjadi,” katanya.
 
Ia juga mengaku sulit membuktikan apakah orang tua ini Haji Piyobang. “Tapi banyak yang menghubungkannya dengannya (Syekh Piyobang),” kata Gusti. 

Melangkah Maju, Generasi Muda Dituntut Waspada dalam Bermedia Sosial

Laporan Eri Naldi|Padang

Penanganan Pemkot Tangsel dalam mengatasi sampah.

Pemkot Tangsel Tiap Hari Berjibaku Atasi 1000 Ton Sampah, Benyamin: Persoalan yang Serius

Pemkot Tangsel menyiapkan sejumlah langkah strategis untuk menangani 1.000 ton sampah setiap harinya.

img_title
VIVA.co.id
22 April 2024