Tes Hormon Hitung Menopause

Tes Kehamilan
Sumber :

VIVAnews - Tim peneliti dari St Andrews, Glasgow, dan Edinburgh berhasil mengembangkan sebuah tes hormon untuk mengetahui siklus kesuburan perempuan. Tes ini dapat membantu para perempuan untuk memprediksi waktu menopause.

Tes dilakukan dengan melihat perubahan kimia seiring usia reproduksi perempuan. Perubahan kimia ini akan menjadi indikator untuk memperlihatkan jumlah telur yang tersisa di dalam ovarium.

Dengan tes tersebut, perempuan dapat membandingkan tingkat hormonnya dengan tingkat hormon rata-rata perempuan seusianya. Tak hanya bisa memprediksi waktu menopause, tes ini dapat mendeteksi kecenderungan menopause dini. Dengan demikian, perempuan lebih mudah untuk menghitung waktu terbaik memiliki anak.

Tes ini juga dapat membantu perempuan yang sedang menjalani perawatan medis yang memengaruhi kesuburan, seperti penyembuhan penyakit kanker. Tes ini akan menunjukkan apakah sebuah terapi pengobatan memengaruhi kondisi hormon pasien perempuan.

Dengan kemampuan mendeteksi kesuburan, tes ini bisa membantu perempuan dewasa 30 tahun ke atas yang ingin menunda memiliki anak demi karier. Tapi, peneliti mengingatkan bahwa menunda memiliki anak akan menurunkan kemampuan reproduksi.

Tim peneliti menggunakan semua data dari temuan terdahulu untuk menemukan Anti-Millerian Hormone (AMH), hormon yang diproduksi saat pertumbuhan, dan saat pembentukan sel folikel pada telur.

Mereka memetakan tingkat AMH pada 3.200 perempuan sehat. Hasilnya, tingkat AMH rata-rata berada di puncak pada usia 24 tahun. Lalu, tingkat AMH menurun hingga setengahnya di pertengahan usia 30-an tahun, dan hampir habis pada usia 40-an tahun.

Penggunaan utama temuan ini adalah membantu perempuan dengan kanker yang khawatir pengobatan mereka akan berpengaruh pada kesempatan memiliki anak. Karena mereka dapat melihat tingkat AMH dan memutuskan untuk memiliki anak pada usia berapa.

Perempuan segala usia yang sedang berusaha keras memiliki anak pun dapat mengetahui tingkat AMH mereka, apakah normal atau berada di bawah rata-rata. Selain itu, mereka dapat menghitung kapan waktu yang tepat untuk mendapatkan anak.

"Walaupun ada temuan ini, saya tidak menyarankan perempuan menunda kehamilan, apalagi jika mereka berusia 30-an tahun," ujar Professor Scott Nelson dari Universitas Glasgow, dikutip Daily Mail. "Jika Anda menunda memiliki anak, risiko kesehatan anak akan meningkat." (art)

Dua Mobil Premium BMW Bakal Layani Antar Jemput Pasien RS
Ilustrasi memakai sunscreen

Direkomendasikan oleh IDI, Apa Sih Physical Sunscreen Itu?

Memakai sunscreen atau tabir surya saat keluar rumah sangat penting, terlebih Indonesia merupakan negara tropis yang 'bersahabat' dengan sinar matahari.

img_title
VIVA.co.id
25 April 2024