Gas Bumi Dominasi Investasi Migas Indonesia

Produksi Gas PT.Badak
Sumber :
  • Antara/Prasetyo Utomo

VIVAnews - Pengembangan gas bumi mendominasi 10 proyek terbesar yang tengah ditangani BP Migas. Investasi 10 proyek tersebut mencapai US$ 4,725 miliar dengan kapasitas disain produksi sebesar 1.750 juta kaki kubik gas bumi per hari, 26.000 kondensat per hari, dan 20.000 minyak per hari.

Kepala Divisi Humas, Sekuriti, dan Formalitas, BP Migas, Gde Pradnyana menjelaskan, proyek-proyek tersebut di luar proyek pengembangan lapangan Banyu Urip, Blok Cepu, yang nilai investasinya diperkirakan mencapai US$ 1,3 miliar dan ditargetkan dapat menggenjot produksi hingga 165 ribu barel per hari.

“Untuk 10 proyek tersebut rentang produksi pertama antara tahun 2011 hingga 2014,” kata Gde di Jakarta, Selasa malam, 9 Agustus 2011.

Gde mengatakan, dari 10 proyek itu, hanya ada satu proyek minyak bumi, yakni Ujung Pangkah Development dengan operator Hess Indonesia. Adapun kapasitas desain produksi sebesar 20.000 barel minyak per hari dan 150 juta kaki kubik gas bumi per hari.

Sembilan sisanya, lanjut Gde, adalah proyek gas. Antara lain, Terang Sirasun Batur (TSB) dengan operator Kangean Energy yang kapasitas disain produksi sebesar 300 juta kaki kubik per hari pada kuartal kedua 2012, serta proyek Sisi Nubi 2B – New Platform dengan operator Total E&P Indonesie dengan kapasitas disain 350 juta kaki kubik pada kuartal kedua 2013.

Menurutnya, peningkatan produksi minyak yang cukup besar seperti di proyek Banyu Urip kemungkinan besar belum akan terulang dalam lima tahun ke depan. Hal ini mengingat selama 10 tahun terakhir belum ditemukan cadangan minyak dalam skala besar.

Tidak hanya tahap pengembangan, dalam kegiatan eksplorasi, cadangan besar yang berhasil diketemukan umumnya cadangan gas. Misalnya, proyek Masela di Laut Arafura dengan operator Inpex, kemudian Genting Oil di Blok Kasuri, Papua Barat, dan Blok Natuna Timur, di Kepulauan Riau.

“Kondisi ini menggambarkan masa depan produksi migas di Indonesia didominasi gas bumi,” kata dia.

Ditegaskan, peningkatan produksi gas tersebut diprioritaskan untuk kebutuhan domestik, tanpa mengesampingkan ekspor untuk penerimaan negara. Sebut saja proyek lapangan Ruby dengan operator Pearl Oil Sebuku yang gasnya telah dialokasikan untuk pabrik pupuk Kalimantan Timur (PKT) V.

"Begitu pula dengan TSB dan Ujung Pangkah yang produksi gas seluruhnya untuk kebutuhan listrik dan industri di Jawa Timur," katanya.

Hanya saja, dia mengingatkan, konsumen domestik untuk memperhatikan kelayakan harga agar proyek gas tersebut dapat berjalan. “Dengan kondisi saat ini, harga di bawah US$ 3 per kaki kubik gas sulit dipertahankan karena tidak memungkinkan pengembangan lapangan dapat dilaksanakan,” katanya.

2.000 Hewan Ternak Dilakukan Vaksinasi Antisipasi Wabah PMK Secara Gratis
VIVA Militer: Pasukan milisi Republik Ossetia Selatan

Bukan Hanya Palestina, Ini 9 Negara yang Belum Diakui Keanggotannya oleh PBB

PBB memiliki anggota sekitar 193 negara. Namun, di luar jajaran negara-negara tersebut, terdapat setidaknya 9 negara yang belum mendapat pengakuan sebagai anggota PBB. 

img_title
VIVA.co.id
20 April 2024