"Penghargaan Ini Lukisan Terindah Hidup Saya"

Achmad Bakrie
Sumber :

VIVAnews - Lima dari enam penerima Penghargaan Ahmad Bakrie 2011, Sabtu sore, 13 Agustus 2011, melakukan ramah-tamah sekaligus berbuka puasa bersama di kantor Freedom Institute, Jakarta. Mereka adalah Nh. Dini untuk Bidang Kesusastraan, Satyanegara untuk Bidang Kedokteran, Jatna Supriatna untuk Bidang Sains, F.G. Winarno untuk Bidang Teknologi dan Hokky Situngkir yang menerima Hadiah Khusus untuk Ilmuwan Muda Berprestasi.

Satu di antara mereka, Adrian B. Lapian, yang memenangi penghargaan untuk Bidang Pemikiran Sosial, telah wafat pada 19 Juli 2011. Tokoh yang dikenal sebagai sejarahwan maritim itu meninggal dunia beberapa saat setelah Dewan Juri Penghargaan Ahmad Bakrie menetapkannya sebagai salah satu pemenang.

Penasihat Panitia Penghargaan Ahmad Bakrie 2011 yang juga putra sulung Aburizal Bakrie, Anindya Novyan Bakrie, turut hadir pada kesempatan tersebut.

Satyanegara, dalam sambutannya, mengatakan, hal yang dilakukannya di bidang kedokteran, terutama tentang aspek imunologis yang menyertai tumor otak, pada 45 tahun lalu, sekarang terasa kecil artinya. Sebab, perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi begitu pesat.

"Apa yang saya lakukan dulu, sekarang seperti sudah sangat ketinggalan," katanya. Tetapi, imbuhnya, Penghargaan Ahmad Bakrie memberi nilai lebih bagi hal-hal yang dilakukannya di masa lampau tersebut. Ia mengaku merasa ada penghormatan dan penghargaan yang tak ternilai atas karya dan dedikasinya selama ini. "Penghargaan Ahmad Bakrie, buat saya, adalah lukisan terindah dalam kehidupan saya".

Satyanegara yang meraih penghargaan di bidang kedokteran, telah mempelopori penentuan standar rumah sakit di Indonesia. Ia juga merupakan satu-satunya penulis buku teks ilmu bedah saraf di Indonesia. Dia dinilai layak disebut sebagai peletak fondasi sekaligus wali bedah saraf Indonesia.

Anindya Novyan Bakrie, yang mewakili keluarga besar Ahmad Bakrie, menjelaskan, Penghargaan Ahmad Bakrie dibuat untuk menghargai dedikasi dan karya anak bangsa yang berprestasi di bidang masing-masing. Menurutnya, karya, dedikasi dan pemikiran mereka dianggap berprestasi mengembangkan dan memajukan kebudayaan, ilmu pengetahuan dan ekonomi masyarakat Indonesia.

Selain itu, imbuhnya, juga untuk meneruskan amanat kakeknya, Ahmad Bakrie, yang memang sangat mencintai ilmu pengetahuan. "Kakek saya adalah seorang otodidak. Tetapi, beliau selalu bilang kepada kami (anak dan cucunya) agar giat menuntut ilmu," katanya.

"Uang akan selalu berkurang. Ilmu adalah sebaliknya, akan selalu bertambah," ucap Anindya, menirukan pesan kakeknya.

Karya, dedikasi dan prestasi para penerima Penghargaan Ahmad Bakrie, menurut Anindya, juga telah memberikan nilai bagi perkembangan ilmu pengetahuan dan kemanusiaan. Ia mengutip pernyataan ilmuwan Albert Enstein, "Kerja keras bukan untuk kesuksesan, tetapi untuk sebuah nilai."

Penghargaan Ahmad Bakrie tahun ini telah memasuki tahun ke-9. Penghargaan akan dianugerahkan kepada keenam tokoh tersebut di XXI Ballroom Djakarta Theatre, Jakarta, pada 14 Agustus 2011, pukul 18.00-20.00 WIB. Stasiun televisi TVOne dan portal berita Vivanews.com akan menyiarkan secara langsung proses penganugerahan tersebut. Stasiun televisi ANTV akan melakukan liputan khusus pada Minggu, 14 Agustus 2011, pukul 19.30 WIB.

Pada malam penganugerahan itu, masing-masing tokoh akan menerima trofi dan piagam serta uang senilai Rp250 juta. (sj)

Kubu Anies dan Ganjar Ingin Hadirkan Menteri jadi Saksi di MK, Airlangga Hartarto Beri Jawaban

Laporan M. Arieh Hidayat

Nagita Slavina

Respons Nagita Slavina Saat Tyas Mirasih Ingin Jual Tas demi Biaya Pengobatan

Tyas Mirasih saat itu ingin menjual tas miliknya kepada Nagita dan Raffi untuk membantu biaya pengobatan sang ibunda.

img_title
VIVA.co.id
29 Maret 2024