- (AP Photo/Sang Tan
VIVAnews - Direktur Pelaksana Dana Moneter Internasional, Christine Lagarde, mengingatkan negara-negara maju yang ingin berhemat agar tidak jor-joran memangkas anggaran belanja masing-masing. Alih-alih ingin mengurangi defisit, yang ada pemangkasan anggaran besar-besaran justru akan menghambat pemulihan ekonomi.
Pesan Lagarde itu tampaknya ditujukan kepada AS dan sejumlah negara Eropa, yang tengah berjuang keras menyusun program pemangkasan anggaran demi mengatasi defisit anggaran dan membayar utang. Lagarde menulisnya dalam kolom opini di suatu harian ekonomi terkemuka Inggris, The Financial Times, edisi 16 Agustus 2011.
"Bagi ekonomi-ekonomi maju, muncul kenginan untuk memulihkan ketahanan fiskal melalui serangkaian rencana konsolidasi yang kredibel. Di saat yang sama, kita tahu bahwa menerapkan tindakan penghematan yang drastis justru akan menghambat pemulihan dan memperburuk prospek kesempatan kerja," tulis Lagarde.
Opini Lagarde itu muncul saat makin kuat desakan--termasuk dari IMF sendiri--terhadap negara-negara maju seperti AS dan sebagian Eropa agar memangkas beban utang mereka. Muncul kekhawatiran bahwa masalah yang tengah mendera negara-negara maju itu turut memperlambat pertumbuhan ekonomi global.
Di AS, ketegangan politik antara pemerintah dan Kongres mengenai batas utang baru dan turunnya peringkat obligasi pemerintah menurut Standard & Poor's membuat Washington harus menerapkan pemangkasan anggaran secara drastis.
Di Prancis, mulai muncul kegelisahan di kalangan pelaku pasar saham bahwa S&P pada akhirnya juga akan menurunkan peringkat surat utang negara itu. Pemerintah Prancis pun juga tengah berpikir untuk memangkas pengeluaran.
Kegelisahan sudah muncul di lantai bursa saham mancanegara sejak pekan lalu. Kalangan pengamat sudah menilai bahwa ketidakstabilan indeks harga saham di Wall Street dan bursa-bursa lain tetap berlanjut, kendati awal pekan ini menunjukkan kenaikan. (kd)