Pasar Didera Berita Buruk, Dow Kembali Rontok

Dua pialang di Wall Street merenungi anjloknya harga saham
Sumber :
  • AP Photo/Richard Drew

VIVAnews - Di saat bursa Wall Street mulai tenang, rentetan laporan ekonomi yang buruk dan kekhawatiran baru tentang kondisi bank-bank di Eropa kembali memicu aksi jual di pasar saham global.

Pada akhir perdagangan Kamis waktu New York atau Jumat dini hari WIB, indeks Dow Jones Industrial Average terpangkas 419 poin. Pasar saham kembali berayun liar seperti kondisi pekan lalu.

Aksi lepas saham yang berimbas ke bursa global itu berawal dari Asia ketika ekspor Jepang turun dalam lima bulan terakhir. Sementara di Eropa, saham-saham bank tertekan karena kekhawatiran masalah utang di negara kawasan itu.

Di Wall Street, penurunan harga saham pada transaksi Kamis telah menghapuskan sekitar 700 poin kenaikan indeks Dow selama lima hari terakhir. Beberapa investor yang pekan lalu mulai memburu kembali saham memutuskan untuk menjual setelah mereka dihadapkan pada rentetan berita buruk ekonomi.

Jumlah orang yang mengajukan klaim tunjangan pengangguran untuk pertama kalinya naik menjadi 408.000 orang, atau 9.000 lebih banyak dibanding pekan sebelumnya.

Inflasi di tingkat konsumen pada Juli merupakan yang tertinggi sejak Maret. Harga jual gas lebih mahal, makanan, pakaian, dan kebutuhan lainnya meremas anggaran rumah tangga pada saat sebagian besar orang tidak mendapatkan kenaikan gaji.

Penjualan rumah hunian jatuh pada Juli, atau merupakan ketiga kalinya dalam empat bulan. Kondisi yang cukup menyulitkan di pasar perumahan itu menjadikan salah satu periode penjualan rumah terburuk sejak 1990-an.

Menurut laporan Bank Sentral AS atau The Fed, industri manufaktur melemah tajam di sebagian negara Atlantik. Padahal, manufaktur telah menjadi salah satu industri ekonomi terkuat sejak resesi berakhir pada 2009. Namun, kini pertumbuhannya melambat tahun ini.

Bursa Wall Street dan pasar keuangan lainnya pun telah bergelut selama beberapa pekan atas kekhawatiran bahwa resesi baru mungkin segera terjadi. Ekonom Morgan Stanley mengatakan dalam sebuah laporan Kamis bahwa AS dan Eropa "nyaris terjadi resesi."

"Namun, ini tidak akan menimbulkan banyak guncangan tambahan untuk mencapai keseimbangan ekonomi," tulis Morgan Stanley seperti dikutip dari laman Associated Press.

Kekhawatiran tentang krisis utang di Eropa juga masih membayangi pasar. Gagal bayar atau default yang dialami beberapa negara akan merugikan bank-bank, termasuk di Eropa yang menyimpan obligasi pemerintah Eropa.

The Wall Street Journal melaporkan bahwa regulator AS sedang memantau kondisi bank-bank besar di Eropa untuk memastikan bahwa mereka memiliki cukup dana untuk operasional sehari-hari.

Merebaknya serentetan berita 'tidak menggembirakan' itu akhirnya mendorong indeks Dow pada transaksi Kamis kembali tergerus 419,63 poin, atau 3,7 persen menjadi 10.990,58. Indeks Standard & Poor's 500 juga jatuh 53,24 poin (4,5 persen) ke posisi 1.140,65 dan komposit Nasdaq terpuruk 131,05 poin atau 5,2 persen ke level 2.380,43.

Pembunuhan Sadis, Wanita di Medan Tewas Ditangan Kekasihnya
Grup K-Pop BTS

Kabar Gembira Ini untuk Penggemar BTS dan Kopi

Di antara berbagai grup dan artis Kpop yang meraih popularitas global, BTS (Bangtan Sonyeondan atau Beyond The Scene) telah memperoleh tempat yang istimewa.

img_title
VIVA.co.id
25 April 2024