Pertamina Targetkan Laba Bersih Rp54 Triliun

SPBU Pertamina
Sumber :
  • VIVAnews/ Muhamad Solihin

VIVAnews - PT Pertamina dalam Rencana Jangka Panjang Perusahaan (RJPP) 2011-2015 menargetkan laba bersih sebesar Rp54 triliun pada 2015.

Vice Presiden Corporate Communication Pertamina, Mochamad Harun, memaparkan bahwa dalam RJPP tersebut, Pertamina akan fokus mengembangkan sektor hulu secara agresif dan meningkatkan nilai perusahaan melalui bisnis hilir yang menguntungkan.

Dalam RJPP Pertamina juga dipaparkan indikator keuangan Pertamina pada 2015, pendapatan perseroan mencapai Rp709 triliun dengan Ebitda (pendapatan sebelum bunga, pajak, depresiasi, dan amortisasi) sebesar Rp96 triliun, dan laba bersih Rp54 triliun.

Harun menuturkan, target produksi minyak bumi naik 13,3 persen per tahun. Pertamina menargetkan, produksi minyak bumi pada 2011 sebesar 470,3 MBOEPD  (juta barel ekuivalen per hari) dan pada 2015 mencapai 776,3 MBOEPD.

"Pertumbuhan rata-rata 13 persen per tahun, namun usahanya 30 persen per tahun. Untuk itu, Pertamina agresif untuk terus melakukan eksplorasi berharap ada pertumbuhan cadangan minyak," kata Harun, Sabtu 20 Agustus 2011.

Pertamina, lanjut Harun, juga mulai fokus mengembangkan energi terbarukan, khususnya geothermal dan gas metana batubara.

Top Trending: 4 Perempuan Pernah Jadi Istri Ari Sigit, Jayabaya Ramal Kemunculan Gempa Besar

Khusus geothermal, Pertamina memproyeksikan pertumbuhan produksi uap sebesar 45,6 persen per tahun. Pada 2011, produksi uap panas bumi Pertamina sebesar 16.544 ribu ton dan pada 2015 diproyeksikan mencapai 74.382 ribu ton.

"Kapasitas terpasang Pertamina Geothermal pada 2011 ini 292 megawatt dan diproyeksikan tumbuh 45,9 persen per tahun dan pada 2015 kapasitas terpasang dari geothermal mencapai 1.322 megawatt," paparnya.

Sedangkan untuk sisi hilir, lanjut Harun, pemasaran dan niaga memiliki target untuk meningkatkan volume penjualan sebesar 5,4 persen dalam lima tahun ke depan. Khusus untuk penjualan BBM subsidi, dalam dua tahun terakhir Pertamina mengalami kerugian dalam mendistribusikan BBM subsidi.

Menurut Harun, besaran alpha (margin) BBM subsidi tidak mengikuti fluktuasi biaya yang dipengaruhi kenaikan harga minyak dunia. Padahal, Undang-undang BUMN mengamanatkan maksud dan tujuan pendirian BUMN adalah mengejar keuntungan.

"Perlu dilakukan review terhadap formulasi besaran alpha BBM subsidi agar penugasan BBM subsidi tidak menyebabkan kerugian," katanya.

Dr. BRA. Mooryati Soedibyo

Terpopuler: 5 Kota Berbiaya Hidup Termahal di Indonesia, hingga Profil Mooryati Soedibyo

Berikut deretan 4 rangkuman artikel terpopuler kanal Lifestyle VIVA.co.id dalam Round Up sepanjang edisi Rabu 24 April 2024.

img_title
VIVA.co.id
25 April 2024