CEO Standard Chartered Indonesia, Tom Aaker

Indonesia, Ekonomi Kuat dengan Karakter Unik

Tom Aaker
Sumber :
  • Standard Chartered Bank

VIVAnews - Gejolak yang terjadi di pasar saham beberapa waktu lalu menimbulkan kekhawatiran mengenai masa depan ekonomi global. Penurunan rating AAA menjadi AA+ oleh Standard & Poors menimbulkan spekulasi kemampuan Amerika mengelola anggarannya.

Krisis di Amerika itu berdampak terhadap pasar saham global, yang mengalami koreksi cukup tajam. Pasar saham di Indonesia beberapa hari ikut terpengaruh, meski saat ini mulai mengalami kenaikan.

Rizky Nazar Diisukan Selingkuh, Syifa Hadju Pernah Diperingatkan oleh Raffi Ahmad

Dikhawatirkan Indonesia juga ikut terkena dampak seperti krisis finansial 2008, meski tak separah negara lain. Indonesia dinilai memiliki banyak kekuatan seperti permintaan domestik yang cukup tinggi, dan persentase ekspor ke Amerika yang tidak terlalu besar dibanding negara tetangga seperti Singapura.

Apakah gejolak kali ini akan berdampak besar ke Indonesia? Berikut wawancara VIVAnews.com dengan CEO Standard Chartered Bank Indonesia, Tom Aaker, mengenai seputar hal tersebut, Senin, 15 Agustus 2011.

Menurut Anda, gejolak yang terjadi di Amerika akan berdampak besar terhadap Indonesia?

Kembali Mencuat, Golkar Tak Ingin Berandai-andai Soal Kabar Jokowi Gabung

Saya pikir tidak terlalu berdampak secara langsung secara keseluruhan. Indonesia memiliki perekonomian yang kuat, dan peringkatnya akan segera naik tahun depan. Investor akan melihat ke Indonesia. Mereka tidak peduli dengan peringkat Amerika, tapi lebih ke bagaimana perekonomian Indonesia. Jadi saya berpikir ini tidak akan berdampak secara langsung.

Namun, banyak investor khawatir gejolak di Amerika akan merembet ke Eropa, seperti Prancis, yang dikhawatirkan bisa memicu krisis global seperti yang terjadi pada 2008. Bagaimana menurut Anda?

Pertama saya tidak setuju Prancis akan ambruk. Prancis negara dengan rating AAA, jauh dari kondisi itu. Meski jika ratingnya diturunkan, masih AA. Indonesia hanya BB. Jadi ada perbedaan besar, mereka mungkin peringkatnya turun, namun Indonesia akan mengalami kenaikan rating. Bank sentral di Eropa juga pasti akan melakukan sekuat tenaga untuk membantu negara yang bermasalah.

Apakah gejolak yang terjadi di AS akan berdampak pada likuiditas di pasar keuangan internasional yang pada akhirnya akan mempengaruhi Indonesia?
Saya rasa tidak. Perekonomian di Indonesia sangat kuat, tidak terlalu bergantung negara lain untuk ekspor , permintaan domestik besar ini menjadi kunci pertumbuhan utama.

Prediksi Pertandingan Premier League: West Ham United vs Liverpool

Indonesia tidak terlalu bergantung dengan negara lain seperti Amerika dibanding negara tetangga, seperti Singapura, Malaysia. Ekspor mereka ke Eropa dan Amerika cukup besar, sehingga jika Amerika terkena resesi, akan merusak ekspor mereka. Di Indonesia persentase lebih rendah, sehingga masih kuat.

Jadi menurut Anda Indonesia memiliki ekonomi yang lebih kuat?
Ya. Indonesia menjadi salah satu negara dengan pertumbuhan ekonomi yang paling kuat di dunia. Prediksi kami pada 2012, pertumbuhan ekonomi (GDP) akan tumbuh 6,5 persen. Ini pertumbuhan yang kuat.

Menurut Anda apa potensi besar yang dimiliki Indonesia?
Saya pikir Indonesia memiliki banyak populasi muda atau SDM yang usianya masih produktif. Mungkin 51  persen di Indonesia terdiri dari kalangan muda. Ini adalah hal yang positif, karena pada 20 tahun lagi mereka akan memasuki dunia kerja.

Mereka akan menjadi pribadi yang produktif, dan berkontribusi dalam pertumbuhan ekonomi. Hal ini sangat menarik bagi kami. Sekitar 15-20 tahun lagi dari sekarang, mereka akan memiliki pekerjaan, memiliki rekening, membeli rumah, membutuhkan pinjaman, kartu kredit. Ini menguntungkan bagi dunia perbankan, termasuk Standard Chartered Bank. Jutaan orang berpendidikan di Indonesia.

Di negara lain seperti di Jepang memiliki populasi masyarakat dengan usia tua. Mereka membutuhkan pelayanan kesehatan, jaminan sosial. Sementara Indonesia memiliki produktivitas pekerja karena memiliki demografi yang positif (usia produktif).

Negara mana yang karakteristiknya mendekati Indonesia?
Saya pikir Indonesia itu unik dan mempunyai ekonomi yang besar. Pertumbuhannya PDB diperkirakan bisa mencapai hampir US$1 triliun [pada 2014], ini sangat besar, ditambah dengan populasi penduduk usia muda, defisit APBN yang rendah, utang pemerintah tidak terlalu tinggi, saya rasa tidak ada negara yang bisa menyamai karakteristik ini.

Ini profil yang bagus untuk sebuah negara. Mungkin negara yang hampir sama itu India, negara demokrasi dengan pertumbuhan kelas menengah yang bagus. Namun, India memiliki masalah dengan angka kematian yang tinggi. Indonesia tidak memiliki masalah itu. Indonesia memiliki profil yang lebih bagus. Ini menarik perhatian saya.

Apa yang perlu dibenahi untuk meningkatkan potensi Indonesia?
Saya pikir ada dua hal penting yang harus dibenahi untuk negara yang tengah tumbuh seperti Indonesia.

Pertama, pendidikan. Saya rasa ini harus menjadi prioritas utama, bahwa anak muda di Indonesia mendapatkan pendidikan yang bagus, meningkatkan produktivitas.

Kedua, infrastruktur yang selama ini masih lemah. Tidak ada jalan tol baru, bandara, pelabuhan, pembangkit. Ini menghilangkan kesempatan. Kita lihat ekonomi Indonesia tumbuh 6,5 persen dan jangan sampai momentum ini hilang karena lemahnya infrastruktur. Jika Indonesia memperbaiki kedua hal ini, akan menjadi negara lebih besar dan lebih sukses.

Saat ini beberapa negara di Asia, seperti Cina, diramalkan mengalami overheating. Apakah Indonesia akan mengalami hal yang sama?
Banyak orang memang membicarakan inflasi di China. Namun saya rasa inflasi di Indonesia bisa dikontrol. Prediksi kami inflasi tahun ini 5 sekitar persen, ini masih wajar.

Saya rasa bank sentral memiliki banyak alat untuk meredam inflasi agar tetap rendah. BI memiliki cara untuk meredam overheating. Saya rasa sedikit risiko Indonesia untuk mengalami overheating.

Apa strategi Standard Chartered di Indonesia?
Ini menarik untuk kami saat ini. Standard Chartered sudah cukup lama di Indonesia. Banyak sejarah. Yang paling menarik adalah kondisi saat ini. Untuk kami, ini berarti percepatan bisnis, ekspansi bisnis, kami akan terus tumbuh.

Tahun lalu kami banyak membuka cabang, karyawan. Kami ingin terus tumbuh untuk menjadi bank yang besar. Kami ingin terus menambah nasabah, karyawan, memperluas kredit, dan menambah kesempatan karena Indonesia adalah pasar yang atraktif. Kami juga ingin meningkatkan pangsa pasar.

Kelas menengah Indonesia meningkat dibanding tahun-tahun sebelumnya. Ini potensi besar?
Tentu saja. Populasi muda, banyak membutuhkan produk perbankan. dengan kelas menengah yang terus akan lebih besar ini kesempatan bagi kami.

Saat ini berapa pangsa pasar Stanchart?
Pangsa pasar kami masih kecil yaitu 2 persen. Meski pangsa pasar naik menjadi 3 persen, itu bisnis yang besar sekali. Kalau itu tercapai kami sangat senang sekali, karena pasar di Indonesia sangat besar.

Apa fokus bisnis Stanchart?
Di Indonesia kami fokus di wholesale banking atau corporate banking. Kami memiliki dua bisnis yaitu corporate banking dan consumer banking seperti kartu kredit. Wholesale banking lebih dari 50 persen, dan consumer banking kurang dari 50 persen.

Apa tanggapan Anda terkait rencana BI yang akan membatasi kepemilikan saham perbankan?
BI belum mengeluarkan peraturannya secara resmi. Selama ini kami hanya mendenger rumor, kemungkinan. Sejauh ini kami tidak tahu. Kami hanya bisa mengatakan jika aturan itu nanti dikeluarkan, kami akan mengikuti aturannya.

Bagaimana dengan rencana BI untuk mengubah status bank asing menjadi perseroan terbatas?
Sekali lagi saya tidak tahu peraturan itu, saya tidak bisa komentar sebelum ada regulasinya.

Alasan BI agar bank asing mengubah status cabang menjadi PT untuk menghindari gejolak jika terjadi krisis di kantor pusat. Pengalaman krisis 2008, Stanchart Indonesia terkena dampak besar?
Tidak, kami memiliki dampak minimal. Pada saat krisis 2008, StanChart membuktikan kami tetap dapat tumbuh, kami bank kuat, likuid. Fokus kami Asia dan Timur Tengah saat ini. Pada saat krisis, fokus kami ke Indonesia, Cina, India, negara dengan pertumbuhan ekonomi yang bagus. StanChart group memiliki kinerja yang kuat.

Secara umum, apa pendapat Anda tentang regulasi perbankan di Indonesia?
Saya rasa regulasi bank saat ini cukup fair, dan bagus. Jika melihat krisis finansial 2008 lalu, bank di Amerika banyak berjatuhan, Eropa juga sama. Tapi di Indonesia tidak, bank di Indonesia tetap kuat dan terhindar dari krisis. Bank Indonesia menjalankan aturan dengan baik.

Bagaimana kesan Anda bekerja di Indonesia?
Saya sangat bangga menjadi CEO Standard Chartered Bank Indonesia, terutama kami telah berdiri 148 tahun, ini warisan dan sejarah panjang. Banyak orang bekerja di bank ini, dan saya sebagai CEO sangat bangga. Karena kami memiliki banyak peluang di pasar, wholesale banking dan consumer banking. Karena pangsa pasar kami masih kecil, kami berpotensi untuk menjadi lebih besar, dan kami memiliki pondasi yang bagus.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya