- AP Photo
VIVAnews - Pada 57 tahun yang lalu, Presiden Brasil, Getulio Vargas, ditemukan sudah dalam keadaan tak bernyawa oleh putranya di apartemen pribadi. Penyelidikan polisi menyatakan bahwa Vargas bunuh diri dengan tembakan pistol ke arah jantung.
Menurut laman stasiun televisi BBC, peristiwa tragis itu terjadi beberapa jam setelah Vargas menyatakan mundur sebagai presiden. Sebelum mengakhiri hidupnya, Vargas menulis ungkapan di secarik kertas. Isinya, kekecewaan mendalam krisis ekonomi yang saat itu menghantam Brasil.
Dalam ungkapan itu, Vargas menyesal bahwa upayanya "membebaskan" rakyat Brasil tercemar oleh kepentingan-kepentingan asing, yang dia tuding sebagai biang keladi krisis ekonomi yang menjerat bangsanya.
"Tak ada yang tersisa selain darahku. Telah kuberikan hidupku kepada kalian, kini aku berkorban nyawa. Cara ini kupilih untuk membela kalian. Semoga jiwaku menyertai kalian, namaku terus ada di dalam perjuangan kalian," demikian penggalan ungkapan Vargas sebelum dia bunuh diri.
"Aku menempuh langkah awal menuju keabadian. Aku meninggalkan hidup menuju sejarah," demikian kalimat terakhir dari surat Vargas, yang disiarkan melalui stasiun radio nasional, dua jam setelah mayatnya ditemukan.
Tiga tahun setelah tewasnya Vargas, ekonomi Brasil terus diguncang krisis. Negeri Samba itu malah menanggung utang luar negeri US$1 miliar dan inflasi yang tinggi. Muncul spekulasi bahwa pemerintahan Vargas juga tercemar oleh korupsi dan sejumlah kesepakatan bisnis yang tak wajar.