- autounleashed.com
VIVAnews - Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral akan menguji coba alat pendeteksi pengendalian bahan bakar minyak (BBM) melalui Radio Frequency Identification (RFID) pada 50 angkutan umum dan satu stasiun pengisian bahan bakar umum (SPBU).
Tujuan utama pemasangan RFID tersebut agar subsidi bahan bakar minyak tepat sasaran dan volume.
Menurut Dirjen Migas, Evita Legowo, saat ini, Kementerian ESDM baru akan memasang RFID di lima puluh angkutan umum dan belum membatasi volume BBM yang akan dikonsumsi. "Kami belum mengatur apa-apa hari ini, aturan membatasi volume belum ada," kata dia di Jakarta, Kamis 25 Agustus 2011.
Evita menambahkan, angkutan umum yang telah dipasang stiker integrated circuit diberikan jatah 50 liter premium. Namun, jika masih membutuhkan BBM, angkutan umum masih diperbolehkan mengisi di dispenser lain. "Saat ini angkutan umum masih dibebaskan membeli BBM sesuai kebutuhan, karena kebutuhan BBM meningkat jelang lebaran akibat banyaknya penumpang," ujar dia.
Dia melanjutkan, Kementerian ESDM akan menghitung berapa kebutuhan riil konsumsi BBM angkutan umum. Jika angkanya telah diperoleh, Kementerian ESDM akan mencantumkan angka konsumsi BBM tersebut dalam peraturan.
Seperti diketahui, pemerintah menargetkan pada September-Oktober tahun ini akan memasang RFID kepada 300 angkutan umum jenis mikrolet jurusan Kampung Melayu-Senen dan empat SPBU yang dilintasi oleh angkot tersebut. (art)