Rig Medco Dibom, Pulau Tiaka Nyaris Meledak

Medco
Sumber :
  • VIVAnews/Tri Saputro

VIVAnews - Bupati Morowali, Anwar Hafid bercerita tentang kerusuhan yang terjadi di fasilitas pengeboran minyak Joint Operating Body Medco-Pertamina di Lapangan Tiaka, Luwuk, Sulawesi Tengah. Menurut dia, kerusuhan itu disebabkan kekesalan warganya yang tidak bisa berdialog dengan petinggi Medco.

"Jadi begini, ada sekelompok masyarakat yang meminta dialog dengan perusahaan Medco, kemudian hari pertama [Sabtu 20 Agustus 2011] mereka pergi tanpa ada pemberitahuan aparat langsung ke lokasi," kata Anwar saat diwawancara VIVAnews.com, Kamis 25 Agustus 2011.

Setiba di lokasi pengeboran minyak Medco, masyarakat langsung mencari dan meminta dialog dengan pimpinan perusahaan. Namun, masyarakat tak bisa bertemu dengan pimpinan Medco. "Pada saat itu tidak ada jawaban, karena pimpinan perusahaan ada di Jakarta," kata Anwar.

Karena tak bisa bertemu pimpinan Medco, kata Anwar, masyarakat menjadi kesal. "Masyarakat menyandera speedboat dan dibawa ke Desa Kolo Bawah," kata dia.

Sejak itu pula, masyarakat terus terlibat negosiasi. Masyarakat tetap menuntut berdialog dengan pimpinan Medco. Namun, pimpinan Medco tak bisa memenuhi permintaan itu, karena takut setelah terjadi kerusuhan. "Karena masyarakat terlanjur merusak perusahaaan, pimpinan Medco seperti takut, dan tidak ada jawaban pasti tentang dialog," kata Anwar.

"Pemda sudah fasilitasi, tapi perusahaan takut karena masyarakat merusak. Mereka (perusahaan) menjawab kita serahkan ke aparat keamanan. Itu jawabnya."

Setelah menunggu sehari dan tak mendapat kepastian dialog dengan pimpinan Medco, keesokan harinya masyarakat kembali ke lokasi pengeboran minyak. "Mereka kembali ke Pulau Tiaka, agak jauh, sekitar 40 menit, menggunakan empat perahu masyarakat," kata Anwar.

Saat tiba di area pengeboran, masyarakat sudah tak bisa dikendalikan. Masyarakat tiba di lokasi, lalu melakukan perusakan. Pihak Pemda Morowali yang ada di lokasi juga tak bisa mengendalikan masyarakat yang sudah kesal tersebut. "Pemda sudah tidak dipercaya karena tidak bisa menghadirkan pimpinan perusahaan Medco. Di sana mereka anarkis dengan melempar sumur minyak menggunakan bom ikan," kata Anwar.

Situasi menjadi kacau. Bentrokan terjadi antara masyarakat dengan aparat keamanan yang menjaga Medco. Masyarakat melempar bom ikan dan molotov ke sumur minyak Medco. "Aparat dan masyarakat menjadi panik dan berusaha meninggalkan pulau itu. Pulau itu mau meledak, pada lari semua meninggalkan pulau itu," kata Anwar.

Anak Buah SYL Video Call Bahas 'Orang KPK' dan 'Ketua': Siapin Dolar Nanti Kami Atur

Di tengah situasi chaos itu, kata Anwar, tiba-tiba ada informasi penembakan. Selain itu, juga ada informasi penyanderaan aparat oleh masyarakat. "Ada informasi dua polisi, dan satu tentara ada di perahu masyarakat," kata dia.

"Tapi itu penyanderaan atau tidak, kami tidak tahu. Karena situasinya kacau, semua ingin meninggalkan pulau yang sepertinya sudah mau meledak saat itu. Jadi bisa saja mereka kebetulan satu perahu karena panik."

5 Fakta Mengerikan Jelang Duel Brighton vs Manchester City di Premier League

"Kalau saya melihat ada kesalahpahaman. Kalau ada masyarakat bilang tidak menyandera tapi ada anggota di situ."

Anwar juga mengatakan masyarakat memegang senjata laras panjang dan pistol yang dirampas dari aparat. Melihat itu, aparat meminta masyarakat mengembalikan senjata itu. "Namun, masyarakat menjawab agar senjata itu diambil di kantor Polres. Masyarakat akan mengembalikannya ke Polres," kata dia.

Ngeri! Penampakan Angin Puting Beliung 'Hadang' Nelayan di Perairan Madura

Situasi chaos inilah, kata Anwar, yang menyebabkan informasi penyebab penembakan dan penyanderaan menjadi simpang siur. "Jadi ada dua versi yang berbeda terkait penembakan itu," kata dia.

Versi mana yang benar, Anwar menyerahkan sepenuhnya kepada hasil investigasi kepolisian. "Sampai saat ini masih diusut. Kami tunggu saja hasil pemeriksaan yang dilakukan oleh polisi."

Sementara itu, warga dan polisi mempunyai versi berbeda terkait penembakan ini. (adi)

Baca juga:

Warga Bantah Sandera Polisi di Rig Medco

Kenapa Demonstran Medco Ditembak Mati

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya