Bahan Kimia Berbahaya di Pakaian Ternama

Sale
Sumber :
  • Astari Kusumawardhani

VIVAnews - Tak sekadar nyaman, mengenakan pakaian merek ternama menjadi bagian gaya hidup yang menggambarkan status sosialnya. Di balik harganya yang mahal, sejumlah pakaian merek ternama diduga mengandung zat kimia berbahaya dalam produksinya.

“Sejumlah zat kimia beracun yang berbahaya bagi lingkungan dan kesehatan manusia ditemukan pada produk yang dibuat oleh 14 pabrik pakaian yang paling terkenal," kata Greenpeace seperti yang dilansir dari Yahoo News.

Tudingan itu merujuk hasil penelitian terhadap sampel produk busana dari merek-merek ternama seperti Adidas, Uniqlo. Clavin Klein, H&M, Abercrombie & Fitch, Lacoste, Converse dan Ralph Lauren. Seluruh sampel ini diklaim mengandung bahan kimia nonylphenol ethoxylates (NPEs).

Anggota Greenpeace, Li Yifang, mengatakan, zat kimia bahaya itu biasanya digunakan sebagai deterjen dalam berbagai industri, termasuk industri tekstil sintetis. Zat ini terdeteksi dalam 2/3 dari 78 sampel yang diteliti.

“NPEs menguraikan dirinya menjadi nonylphenol yang beracun, keras yang dapat mengakibatkan gangguan hormon jika terserap dalam tubuh manusia,” kata Li kepada jurnalis di Beijing. "Zat yang menyerupai hormon wanita ini berpotensi mengganggu pertumbuhan seksual dan memengaruhi sistem reproduksi."

Berdasar kampanye World Wildlife Fund (WWF), NPEs telah membuat ikan jantan di sejumlah perairan di Eropa menjadi 'feminis'. Zat tersebut juga telah mengganggu kerja hormon mamalia tertentu yang terpapar.

Greenpeace membeli 78 busana merek ternama dari 18 negara sebagai sampel analisis. Mayoritas sampel yang diuji adalah buatan Cina, Vietnam, Malaysia dan Filipina. “Walaupun dalam jumlah yang sedikit, zat tersebut merupakan ancaman besar kepada lingkungan dan kesehatan manusia,” kata Li.

Menurutnya temuan itu bukan hanya ancaman di negara berkembang tempat pakaian tersebut dibuat. “Sisa zat NPEs akan larut ketika pakaian dicuci dan residu tersebut akan merambah hingga negara yang melarang penggunaan bahan tersebut,” katanya. "Contohnya di Eropa."

Merujuk temuan itu, sejumlah aktivis telah meluncurkan peringatan kepada toko Adidas di Hong Kong. Mereka menuntut Adidas menghentikan pemakaian bahan kimia berbahaya itu dalam proses produksi. Mereka juga memengaruhi konsumen untuk mempertimbangkan kembali niat membeli produk-produk tersebut. Terlepas kasus itu, Adidas juga menghadapi tuduhan pencemaran limbah di sungai-sungai di China.

Belasan aktivis Greenpeace berpakaian wasit juga terlihat mengunjungi salah satu toko Adidas paling laris di China Selatan. Sembari mengeluarkan surat edaran untuk pelanggan, mereka mengacungkan kartu kuning kepada penjaga toko sebagai isyarat agar ‘bermain bersih’. (Rudy Bun)

Masalah dengan Ajudannya Memanas, Nikita Mirzani Tetap Ucapkan Selamat ke Prabowo Subianto
Jiexy

Ditangkap Pakai Ganja Bareng Chandrika Chika, Jeixy Dipastikan Bukan Atlet e-Sports Lagi

Pasalnya, pasca keluar, diketahui Jeixy cuma aktif menjadi seorang streamer game yang tak tergabung tim esport manapun.

img_title
VIVA.co.id
24 April 2024