- Vibiznews.com
VIVAnews - Ekonom dari Standard Chartered Bank, Fauzi Ichsan, mengatakan kontribusi emas terhadap angka inflasi sangatlah kecil meski diketahui belakangan ini harga emas terus mengalami peningkatan.
Menurutnya berdasarkan hitungan CPI (Consumer Price Index), jika dibandingkan dengan bobot makanan, maka emas masih tergolong kecil. Harga pangan masih menjadi penyumbang terbesar dari angka inflasi.
"Bobot emas kecil, yang paling besar itu kan makanan, sekitar 20 persen. Jadi dampak kenaikan harga emas terhadap inflasi di Indonesia relatif kecil," ujar Fauzi saat ditemui di kediaman Gubernur Bank Indonesia, Darmin Nasution, di Jakarta, 1 September 2011.
Meski harga emas mengalami kenaikan tajam, lanjutnya, diprediksi kondisi ini tidak akan bertahan lama. Ke depannya akan terjadi kondisi penyeimbang di mana bursa saham kembali diminati oleh para investor.
"Di mana kita lihat bulan Agustus, emas overbought, sementara bursa saham oversold, akan ada koreksi. Akan ada titik ekuilibrium baru di mana harga emas akan melemah kembali, sementara harga bursa saham akan seimbang," tutur Fauzi.
Tahun ini, tambahnya, angka inflasi akan berada pada kisaran 5,5 hingga 6 persen. "Itu angka secara year on year nya," kata Fauzi.