- Astari Kusumawardhani
VIVAnews - Beberapa tahun terakhir, tren vintage berkembang. Tidak hanya unik, kejelian memilih produk fashion lawas juga akan menawarkan gaya yang berbeda dan ramah lingkungan.
Kejelian memilih produk lawas menjadi unsur penting. Sebab, tempaan zaman tak jarang membuat sejumlah produk terlihat rapuh, kaku, bahkan memicu gatal saat menyentuh kulit. Detail desain juga kerap tak selaras mengingat perbedaan pola lekuk tubuh dengan pemilik terdahulu.
Dari sedikit situs barang vintage, mungkin Anda bisa melongok hardlyeverwornit.com. Situs ini merupakan gagasan Sharon Wolter-Fergusen, seorang shopaholic yang terpaksa berjuang hidup sendiri membesarkan dua anak perempuannya tanpa suami.
Mulanya, ia menjual barang-barang hasil rancangan desainer ternama miliknya yang sudah tidak terpakai. Sebuah ide sederhana untuk seseorang yang gemar belanja baju tanpa berpikir panjang. Dengan menjualnya, ia bisa memiliki ruang dan uang tambahan untuk berburu koleksi-koleksi terbaru.
Namun, belakangan ia membuka peluang bagi masyarakat yang tertarik menjual barang-barang serupa. Ia juga menyediakan layanan khusus bagi konsumen yang membutuhkan bantuan untuk mencari produk lawas jenis tertentu. Yang pasti, ia ingin menjadikan usahanya sebagai bisnis keluarga yang terus berkembang.
Situs itu telah menarik perhatian vendor terkemuka seperti Kate Moss dan Sadie Frost, serta beberapa fashion editor. Kebosanan Sharon dan shopaholic terhadap baju-baju mahal mereka tampaknya bisa menjadi mimpi bagi pemuja fashion lainnya.
Di Indonesia, para pemburu barang vintage mungkin bisa mendatangi Pasar Poncol, Pasar Rumput, Pasar Uler, dan Gedebage. Namun, perlu usaha yang superbesar untuk menemukan barang-barang karya desainer ternama dengan kualitas yang baik. Sebab, mayoritas adalah produk-produk massal.
Tertarik berburu barang-barang vintage? (umi)