Siapa Adaro, Perusahaan Terbaik Versi Forbes

Kegiatan penambangan batu bara Adaro Energy
Sumber :
  • Adaro Energy

VIVAnews - PT Adaro Energy Tbk masuk dalam daftar 50 perusahaan terbaik di Asia versi majalah Forbes Asia. Dari Indonesia, Adaro tak sendiri. Predikat serupa juga ditahbiskan untuk PT Bank Central Asia Tbk (BCA).

Siapa sesungguhnya Adaro?

Jumat Ini KPK Panggil Bupati Sidoarjo Gus Muhdlor soal Korupsi Potongan Insentif

Adaro Energy didirikan dengan nama PT Padang Karunia, pada 2004. Menjelang menjadi perusahaan publik, pada 18 April 2008 Padang Karunia berubah nama menjadi PT Adaro Energy Tbk.

Adaro Energy merupakan perusahaan pertambangan batu bara yang dikendalikan oleh lima keluarga pengusaha yaitu, Soeryadjaya, Thohir, Rachmat, Subianto, dan Sandiaga Uno.

Adaro mengoperasikan tambang batu bara tunggal di Tabalong Kalimantan Selatan dengan cadangan 4,4 miliar ton. Kekayaan cadangan ini membuat Adaro yakin bisa menambah produksi hingga 10 persen per tahun. Dengan produksi yang mencapai 42,2 juta ton per tahun, Adaro merupakan perusahaan tambang batu bara terbesar kedua di Indonesia, setelah PT Kaltim Prima Coal.

Saat ini Adaro tak hanya bergerak pada penambangan batu bara. Sejumlah anak usahanya telah menggurita dalam bisnis jasa perdagangan, infrastruktur, logistik batu bara, dan jasa kontraktor penambangan. Tak cuma itu, perusahaan tambang yang masa izinnya hingga tahun 2022 ini juga memiliki jalan sepanjang 75 km yang menghubungkan lokasi tambang dengan fasilitas crushing di Kelanis dan terminal batu bara di Pulau Laut.

Pada semester pertama 2011, Adaro membukukan laba bersih US$268 juta. Laba per saham ini meningkat 104 persen menjadi 0,84 sen. Tingginya laba tak lain karena kenaikan harga bara yang bagus pada awal tahun ini.

Dengan pertumbuhan ini, Adaro telah membuat pemiliknya masuk dalam jajaran orang kaya dunia versi Forbes. Mereka adalah Edwin Soeryadjaya (dengan kekayaan US$1,6 miliar), Garibaldi Thohir (US$1,5 miliar), Theodore Rachmat (US$1,3 miliar), Benny Subianto (US$1 miliar), dan Sandiaga Uno (US$795 juta).

Ibunda Meninggal Dunia, Angger Dimas Ungkap Kenangan Haru Tak Terlupakan
Ilustrasi Silek

Merawat Silek Galombang 12 Batipuh Pitalah Bungo Tanjuang

Merawat Silek Galombang 12 Batipuh Pitalah Bungo Tanjuang

img_title
VIVA.co.id
19 April 2024