Produk Massal Ini Tak Punya Pabrik di RI

Kantor pusat RIM, produsen BlackBerry di Kanada
Sumber :
  • rim.com

VIVAnews - Tidak hanya produsen telepon pintar BlackBerry, Research In Motion (RIM) yang akan memproduksi barang di negeri tetangga, tetapi memasarkannya di Indonesia. Mobil berjenis sedan dan alat-alat elektronik selama ini juga lebih banyak dihasilkan dari sejumlah pabrik di negeri tetangga.

"Yang paling banyak itu mobil. Mobil itu di Thailand bikinnya, coba saja lihat, impor Indonesia dari Thailand itu besar sekali. Semua sedan sekarang dibuat di Thailand," kata Direktur Jenderal Kerja Sama Industri Internasional Kementerian Perindustrian, Agus Tjahajana Wirakusumah, ketika berbincang dengan VIVAnews.com di kantornya, Jakarta.

Perasaan Shin Tae-yong Usai Timnas Indonesia U-23 Singkirkan Korea Selatan

Agus mengatakan, saat ini hampir seluruh merek mobil berjenis sedan yang beredar di Indonesia berasal dari produksi pabrik di Thailand. "Otomatis dengan komponennya juga," ungkapnya.

Sementara itu, untuk sepeda motor, Indonesia masih beruntung karena telah mampu memproduksi di Tanah Air. Kemampuan itu juga disebabkan hampir semua produk-produk pendukungnya sudah dibuat dan diproduksi di Indonesia.

"Mobil yang berjenis MPV, SUV juga sudah di Indonesia. Tapi, kalau sedan berbentuk apa saja itu dibuatnya di Thailand, misalnya Honda Accord, dan lainnya," kata Agus. "Pasarnya sedan juga lumayan, sekitar lima persen dari pasar mobil keseluruhan, berapa ribu itu."

Tidak berbeda dengan mobil, produk-produk elektronik yang dipasarkan di Indonesia juga diproduksi di negara tetangga, China. "Kalau China, pasar dalam negeri mereka sudah sangat besar, mereka juga menyasar segmen menengah ke bawah. Coba lihat produk elektronik China, murah-murah itu. Tapi, kualitasnya belum tentu bagus," kata Agus.

Kondisi itu terjadi, Agus menjelaskan, karena China memiliki kelebihan yaitu dukungan sektor industri China yang sangat besar terhadap perusahaan-perusahaan industri yang akan berproduksi di Negeri Tirai Bambu itu.

"Supporting industri di China sangat besar, jadi semuanya bisa dibuat di China," kata Agus.

Meskipun demikian, kondisi industri di China saat ini sudah terlalu besar, sehingga membuat pengusaha-pengusaha berpikir untuk mencari alternatif tempat produksi selain di China.

"Mereka mulai ingin memindahkan pabrik-pabriknya. Indonesia menjadi pilihan kembali karena tenaga kerja banyak. Mereka juga melirik Vietnam," tutur Agus. (art)

Petugas yang mengawal Anies dan Keluarga selama Pilpres 2024 berpamitan

Tim Pengawal Anies Pamitan usai Pilpres 2024 Berakhir

Tugas tim pengawal yang melekat pada Anies Baswedan selaku Capres 2024 nomor urut 01 telah selesai dan mereka telah berpamitan kepada Anies dan Keluarga.

img_title
VIVA.co.id
26 April 2024