VIVAnews - Pemerintah memperkirakan impor garam konsumsi untuk 2012 mendatang akan menurun dan bergantung pada cuaca tidak seperti tahun ini.
"Saat cuaca normal, konsumsi dalam negeri untuk rumah tangga dapat dipasok dari dalam negeri. Hanya saja, 2010 terjadi perubahan cuaca sehingga produksi tidak seperti tahun-tahun sebelumnya. Dampaknya, pada 2011 kita kekurangan karena itu kita impor," kata Dirjen Perdagangan Dalam Negeri, Kementerian Perdagangan, Gunaryo, di kantornya, Jakarta, Rabu, 14 September 2011.
Pemerintah memperkirakan, jika produksi garam tahun ini mencapai 1,4 juta ton, kekurangan untuk garam konsumsi sekitar 100-200 ribu ton akan diadakan dari impor untuk 2012. "Sama seperti tahun 2008 dan 2009 yang produksinya mencapai 1,3 juta ton," tutur Gunaryo.
Kebutuhan garam di Indonesia, kata Gunaryo, rata-rata total mencapai 3,4 juta ton per tahun dengan perincian 1,8 juta ton adalah garam industri dan sisanya 1,6 juta ton adalah garam konsumsi.
"Untuk lengkapi kebutuhan dalam negeri di tahun ini ada rencana impor sekitar 900 ribuan ton. Ada dua tahap yaitu tahap pertama Januari-April sebanyak 595 ribu ton dan tahap kedua Mei-Juli mencapai 445 ribu ton," ungkapnya.
Ini, kata Gunaryo, adalah upaya pemerintah tetap menjaga bagian harga di tingkatan konsumen, tidak secara parsial tetapi semua konsumen garam.
Sementara itu, garam industri 100 persen diadakan dari impor, sedangkan garam konsumsi atau garam iodisasi bergantung pada jumlah produksi dalam negeri.
"Garam iodisasi juga dibatasi impornya, satu bulan sebelum panen, pada saat panen, dan dua bulan setelah panen," kata dia. "Misalnya, panen garam pertengahan September, akhir garam impor masuk pada 15 Agustus," tambah Gunaryo.
Namun, lanjut Gunaryo, pemerintah juga mengharuskan perusahaan yang diperbolehkan impor garam untuk menyerap sebanyak 50 persen produksi garam petani.
"Beberapa perusahaan yang sudah berkomitmen untuk serap garam rakyat kurang lebih delapan perusahaan, realisasinya sekitar 920 ribu ton, rencananya Agustus akan terserap 80.500 ton dan September sekitar 226 ribu ton," kata dia.
Serapan garam petani ini, dilakukan secara bertahap hingga mencapai 920 ribu ton. Beberapa perusahaan yang akan menyerap itu diantaranya PT Garam rencana akan menyerap 200 ribu ton, PT Garindo sekitar 150 ribu ton, PT Kasari 35 ribu ton, dan beberapa perusahaan lain. (eh)