BI: Transaksi Berjalan Cenderung Defisit

Dolar AS Menguat
Sumber :
  • VIVAnews/Muhamad Solihin

VIVAnews- Gubernur Bank Indonesia Darmin Nasution mengatakan transaksi berjalan Indonesia memiliki kecenderungan defisit di masa mendatang. Pasalnya pertumbuhan ekonomi yang tinggi akan membuat impor meningkat.

Darmin menuturkan selama 40 tahun terakhir, dengan pertumbuhan ekonomi 7 persen lebih banyak terjadi transaksi berjalan defisit. Hal itu disebabkan pertumbuhan ekonomi tinggi akan disertai kenaikan impor.

Melemah di Level Rp 16.220 per Dolar AS, Rupiah Diproyeksi Menguat

"Dengan pertumbuhan ekonomi 7 persen selama 2 tahun, kita bisa perkirakan transaksi berjalan akan defisit," ujar Darmin di Gedung BI, Rabu, 14 September 2011.

Surplus transaksi berjalan menunjukkan transaksi berjalan menipis. Darmin mencontohkan untuk 2011, pada kuartal I/2011 neraca berjalan masih surplus US$2,089 miliar, kuartal ke dua surplus US$233 juta. Kuartal ketiga dan keempat diperkirakan akan mulai defisit.

"Meski 2011 masih diperkirakan surplus, tapi masih kecil tidak sampai US$1 miliar" tambahnya.

Angka tersebut lebih kecil jika dibandingkan neraca pembayaran pada 2009 surplus US$10,628 miliar dan menyusut menjadi US$5,643 miliar pada 2010.

Menurutnya ekonomi Indonesia tidak seperti China yang memiliki struktur industri bagus yang ditunjang dengan bahan baku dan modal yang cukup. China terhindar dari overheating karena ketika pertumbuhan ekonomi meningkat, disertai surplus neraca pembayaran dan transaksi berjalan.

Dengan kondisi itu, BI memerlukan persediaan devisa yang cukup. Salah satunya berasal dari tambahan ekspor devisa yang akan diwajibkan ditempatkan dalam bank negeri. Dengan pasokan devisa yang besar, juga mengurangi gejolak fluktuasi rupiah.

Di sisi lain, BI juga menilai perlambatan pertumbuhan ekonomi Indonesia akan terjadi. Sektor riil akan ikut terpengaruh. Untuk itu diperlukan langkah sistematis. Pemerintah harus mempercepat realisasi anggaran dan mendorong permintaan dalam negeri. "Paling tidak pertumbuhan ekonomi bisa mencapai 6,7 persen" tambahnya. (eh)

Soal PKB Gabung di Pemerintahan Prabowo, Cak Imin: Sudah Cethowelo-welo, Jelas Terpampang
Sekjen Kemenag Ali Ramdhani dan Plt Dirjen Pendidikan Islam bertemu Direktur IEP

Gandeng IEP, Kemenag Buka Peluang Sinergi dengan Perguruan Tinggi Amerika

Pembahasan rencana bersinergi ini berlangsung di Kantor Pusat Kementerian Agama (Kemenag) RI, Jakarta.

img_title
VIVA.co.id
26 April 2024