- VIVAnews/Tri Saputro
VIVAnews - Pemerintah dan Komisi XI Dewan Perwakilan Rakyat menyetujui asumsi makro dalam Rancangan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (RAPBN) 2012. Asumsi makro yang disetujui tersebut antara lain pertumbuhan ekonomi, target kemiskinan, dan angka pengangguran.
Wakil Ketua Komisi XI DPR, Harry Azhar Azis, menjelaskan, asumsi makro untuk pertumbuhan ekonomi 2012 disepakati sesuai dengan draf yang diajukan pemerintah sebesar 6,7 persen, target angka kemiskinan sebesar 10,5-11,5 persen, dan angka pengangguran sekitar 6,4-6,6 persen.
Target tersebut sudah mempertimbangkan pandangan pesimistis Bank Indonesia yang memprediksi pertumbuhan ekonomi tahun depan hanya mampu berada di kisaran 6,5 persen.
"Pertumbuhan harus diikuti dengan penurunan tingkat kemiskinan, penurunan pengangguran, dan penyerapan tenaga kerja. Setiap satu persen pertumbuhan ekonomi ditargetkan mampu menyerap sekitar 450 ribu tenaga kerja baru," kata Harry dalam rapat kerja Komisi XI dengan Kementerian Keuangan di Jakarta, Kamis 15 September 2011.
Sementara itu, untuk tekanan inflasi, pemerintah dan DPR sepakat pada 2012 ditargetkan sebesar 5,3 persen. Untuk asumsi nilai tukar rupiah, bersepakat menetapkan di kisaran Rp8.800 per dolar Amerika Serikat. "Target nilai tukar tersebut lebih rendah dibandingkan yang dicantumkan dalam APBN-P 2011 yang dipatok sebesar Rp8.700 per dolar AS," tutur Harry.
Untuk asumsi suku bunga Surat Perbendaharaan Negara (SPN) tiga bulan ditetapkan sebesar 6,4 persen. Angka tersebut sudah memperhitungkan pengajuan awal pemerintah sebesar 6,5 persen dan Bank Indonesia di kisaran 5,5-6,5 persen. Target suku bunga SPN tiga bulan pada 2012 lebih tinggi dibandingkan yang ditargetkan dalam APBN-P 2011 sebesar 5,6 persen.
DPR, menurut Harry, meminta agar pemerintah mengevaluasi alokasi anggaran belanja dalam RAPBN 2012 yang harus diprioritaskan untuk mendukung target pembangunan nasional, sehingga mampu menurunkan angka kemiskinan.
Sementara itu, Menteri Keuangan Agus Martowardojo optimistis bisa mengejar target sesuai RAPBN 2012. "Sudah disepakati semua, pada dasarnya pemerintah akan mengejar seluruh target sesuai dengan apa yang disepakati," kata dia.
Selain itu, ia menjanjikan, pertumbuhan ekonomi dapat mencapai tujuh persen pada 2014. Sebab, pada tahun tersebut momentum perekonomian nasional cenderung stabil dan berpotensi terakselerasi lebih tinggi. "Pemerintah menjanjikan tujuh persen di 2014, kita bertahap sampai sana," tutur mantan direktur utama Bank Mandiri itu. (art)