- VIVAnews/Renne Kawilarang
VIVAnews- Duta Besar Uni Eropa menyatakan meski tengah krisis, perdagangan dengan Indonesia tetap akan terjalin meski akan mengalami penurunan. Pertumbuhan ekonomi juga akan melambat dan berpengaruh pada bisnis.
"Meski UE mungkin mengalami krisis, bukan berarti kami hilang," kata Dubes UE, Julian Wilson, usai Rapat Sosialisasi Vision Group Report Indonesia-Uni Eropa, di kantor Kadin, Jakarta, Selasa, 20 September 2011.
Dampak krisis di negara-negara Eropa, kata Wilson, terutama terhadap Indonesia, hingga saat ini belum terasa. Jika dilihat sejarah hubungan perdagangan Indonesia-Eropa, pada krisis 2009, sangat kuat.
"Bahkan pada 2011 pertumbuhan hubungan perekonomian kita mencapai hingga 15 persen," kata Wilson.
Indonesia, lanjut Wilson, memiliki produk yang bagus dan perusahaan-perusahaan tertarik dengan produk-produk tersebut.
Sementara untuk waktu pemulihan krisis, Wilson mengaku tidak dapat memperkirakan secara pasti kapan akan berakhir. Eropa telah menghabiskan biaya besar agar krisis di wilayah itu tidak menjalar.
Wilson mengaku, Eropa mungkin saat ini mengalami kesulitan, tapi Wilson meyakini UE akan membaik dan menguat sehingga kondisi ini tidak akan memengaruhi perdagangan dan perjanjian investasi dengan berbagai negara. Ia juga mengingatkan negara yang dilanda krisis, seperti Yunani memiliki ekonomi kurang 2 persen dari Eropa. (umi)
Terpopuler: Beda Sikap Ria Ricis-Teuku Ryan Perlakukan Orang Tua, Mooryati Soedibyo Meninggal Dunia
Berikut deretan 4 rangkuman artikel terpopuler kanal Showbiz VIVA.co.id dalam Round Up sepanjang edisi Rabu 24 April 2024.
