- ANTARA/Prasetyo Utomo
VIVAnews- Citibank mewaspadai pemberian kredit ekspor terkait kondisi ketidakpastian global saat ini. Terlebih kredit untuk eksportir yang memiliki tujuan bisnis ke Eropa dan Amerika.
“Ini bentuk kehati-hatian bukanya apa-apa tapi takutnya tujuan negera ekspornya mengalami masalah terkait krisis global Amerika dan Eropa,” kata Chief Country Officer Citi Indonesia, Tigor M Siahaan, di sela-sela peluncuran program Citibank Rewards Card (CRC) di Jakarta, Rabu 21 September 2011.
Tigor menjelaskan nasabah Citibank rata-rata adalah eksportir yang bergerak di bidang komoditas dengan portofolio 50 persen menggunakan valas dan 50 persen dalam mata uang rupiah. Menurut dia, saat ini investor makin pintar dalam menentukan risiko dan mencari pasar yang aman untuk investasi. "Perusahaan yang domestik larinya ke rupiah dan yang valas larinya ke valas, dan baik rupiah maupun valas kita cukup kompetitif,” ungkapnya.
Terkait dengan rupiah yang terus melemah, Tigor menilai penurunan nilai tukar itu hanya bersifat sementara. Namun, secara fundamental, Indonesia cukup kuat bahkan jauh berbeda dengan Eropa yang memiliki angka defisit cukup tinggi.
“Kalau saya melihat ini hanya fluktuatif saja dan itu tidak akan bertahan lama. Saya yakin di Indonesia daya beli masyarakat itu semakin bagus, defisit kita juga tidak banyak. Dan defisit itu bisa digunakan untuk bangun infrastruktur kok” jelasnya.
Terpopuler: Hal yang Dilakukan Suami Jika Istri Hyperseks sampai Bahaya Pijat Perbesar Penis
Round-up dari kanal Lifestyle pada Kamis, 25 April 2024, salah satunya tentang saran dokter Boyke untuk suami yang memiliki istri Hyperseks.
