- Adaro Energy
VIVAnews - Perkiraan penguatan nilai tukar rupiah terhadap mata uang dolar AS disambut positif pelaku industri alat berat. Penguatan rupiah yang diperkirakan hingga akhir tahun serta bertambahnya pelaku industri batu bara akan memicu pertumbuhan industri alat berat nasional.
Hal tersebut disampaikan Direktur Keuangan PT Intraco Penta Tbk, Fred L Manibog, dalam keterangan tertulis di Jakarta, Jumat, 23 September 2011. "Kondisi pasar alat berat di Indonesia masih cenderung positif, didukung oleh penguatan rupiah dan maraknya industri batu bara tahun ini," kata dia.
Fred mengungkapkan, anak usaha Intraco Penta, PT Intan Baruna Finance hingga akhir Agustus 2011, telah menggelontorkan pembiayaan alat berat hingga Rp630 miliar atau 63 persen dari target 2011 sebesar Rp1 triliun.
"Dengan semua faktor tersebut, kami optimistis akan dapat meraih kinerja lebih optimal lagi. Prospek on hand kami sampai akhir tahun mencapai sekitar Rp400 miliar," katanya.
Untuk menunjang bisnisnya, IBF menjalankan usaha pembiayaan melaui dua skema yaitu pembiayaan konvensional dan skema pembiayaan syariah. Selain dua skema tadi, layanan pendanaan yang ditawarkan oleh IBF juga tidak terbatas pada merek-merek yang diageni oleh Intraco Penta.
"IBF juga melayani pembiayaan untuk berbagai merek alat berat lain di luar Volvo, Ingersoll Rand, Bobcat, SDLG, Mahindra, dan Sinotruk," kata Fred.
Terakhir, guna mengembangkan ekspansi bisnis perusahaan, IBF memperoleh pinjaman sebesar US$8,3 juta atau Rp75 miliar dari Bank BNI Syariah.
Seluruh pinjaman ini akan dialokasikan untuk mendanai ekspansi pembiayaan alat berat, baik yang diageni oleh Intraco Penta maupun non-Intraco. Fasilitas pembiayaan ini juga dapat dialokasikan untuk membeli mesin-mesin pendukung pertambangan seperti genset, Truck Ridgit dan Tug&Barge (Tongkang), juga peralatan dan transportasi yang diklasifikasikan ke dalam alat berat.
Fred yang juga menjabat presiden direktur IBF menambahkan uang kas yang dimiliki perusahaan hingga akhir Agustus 2011 tercatat sebesar US$13 juta dan Rp65 miliar serta semuanya siap untuk digunakan.
"Sehingga total dana IBF yang tersedia sampai akhir bulan ini mencapai US$13 juta dan Rp140 miliar, belum termasuk finalisasi offering loan dari beberapa bank," kata dia. (art)