Ini Langkah Pemerintah Hadapi Krisis Global

Target Pertumbuhan Ekspor 2010 : Peti Kemas
Sumber :
  • VIVAnews/Tri Saputro

VIVAnews - Peningkatan risiko krisis yang terjadi di Eropa dan Amerika Serikat menyebabkan perlambatan pertumbuhan ekonomi dunia yang dapat menurunkan harga komoditas dan permintaan ekspor.

Menteri Perdagangan Mari Elka Pangestu mengatakan, pemerintah telah menyiapkan langkah-langkah guna mengantisipasi dampak krisis keuangan global yang dapat menurunkan ekspor, terutama ke Eropa dan Amerika.

"Untuk sektor ril, selama kita menjaga keadaan, kami optimistis bisa menggunakan peluang dan kesempatan untuk meningkatkan sektor ril, karena pasar Eropa dan AS hanya 20 persen, sedangkan pasar Asia mencapai 70 persen, jadi tidak terlalu khawatir," kata Mendag, Mari Elka Pangestu dalam jumpa pers di kantornya, Jakarta, Senin, 26 September 2011.

Skenario terburuk, kata Mendag, pertumbuhan ekonomi Indonesia hanya lima persen, sehingga saat ini target masih dipertahankan di atas 6 persen. "Target tahun ini 6,5 persen, dan 6,7 persen tahun depan, kalau pun ada koreksi tidak akan jauh dari itu," ungkapnya.

Hingga Juli 2011, lanjut Mendag, pertumbuhan ekspor Indonesia masih cukup besar, di angka 34 persen, dengan pertumbuhan riil sebesar 20 persen.

Meskipun begitu, pemerintah tetap mengantisipasi adanya krisis ekonomi global yang bisa berdampak pada pertumbuhan ekspor Indonesia. "Langkah pertama mengamankan ekspor melalui diversifikasi pasar," kata Mendag.

Sejauh ini, Mari melanjutkan, berbagai kebijakan dan program yang dikembangkan pemerintah sudah sejalan dengan arah perkembangan peta perdagangan dunia. Kini laju pertumbuhan eskpor Indonesia ke negara  emerging market semakin besar, melebihi pertumbuhan ekspor ke pasar-pasar tradisional seperti Jepang dan AS.

Indonesia juga mencatat peningkatan ekspor ke China sebesar 56,6 persen selama periode Januari-Juli 2011, dan menjadikan negara ini sebagai tujuan utama ekspor nonmigas Indonesia, menggeser posisi Jepang. Begitu pula dengan pertumbuhan ekspor ke India yang telah menempatkan negara ini menjadi tujuan ekspor nonmigas terbesar ke-4 dengan peningkatan sebesar 55,1 persen pasca ditandatanganinya ASEAN-India FTA.

Di luar Asia, kata Mendag, Indonesia tengah meningkatkan penetrasi ke beberapa negara di Afrika, Timur Tengah dan Amerika Latin, serta Rusia. Ekonomi negara-negara tersebut diperkirakan tetap akan mengalami pertumbuhan yang cukup tinggi ke depan.

"Emerging baru, membuka akses baru ke pasar baru, baik itu ke negara ASEAN, Timur Tengah, maupun Rusia dan Afrika," kata dia.

Langkah lain yang juga akan menjadi fokus Kementerian Perdagangan adalah meningkatkan daya saing. Secara umum, kata Mendag, daya saing produk ekspor Indonesia saat ini sudah semakin membaik. Hal ini tercermin pada peningkatan pangsa Indonesia di pasar dunia yang cukup signifikan. Pada 2006 pangsa ekspor Indonesia dalam perdagangan global baru sekitar 1,2 persen, namun tahun 2010 lalu sudah naik menjadi 1,7 persen.

Peningkatan daya saing yang dapat dilihat dari laju pertumbuhan ekspor Indonesia yang masih cukup tinggi ke pasar AS dan Eropa dan tetap perlu dipertahankan. Meski perekonomian AS sedang mengalami krisis, ekspor nonmigas Indonesia ke negeri Paman Sam ini masih tetap tumbuh signifikan.

Terpopuler: Pengakuan Shin Tae-yong ke Ernando, Kata Pelatih Australia Usai Dihajar Timnas Indonesia

Selama periode Januari-Juli 2011, ekspor ke AS mencapai US$9,3 miliar atau naik sebesar 23,1 persen. Begitu juga ekspor ke Eropa juga mengalami peningkatan sebesar 34,6 persen menjadi US$12,3 miliar pada periode yang sama. (sj)

Ilustrasi perkelahian dan pengeroyokan.

Detik-detik Pelaku Dugaan Pelecehan Seksual Anak di Bawah Umur Diamuk Massa

Saat hendak diamankan, massa yang geram sempat menghakimi pelaku berulang kali hingga babak belur. Bahkan polisi sempat dibuat kewalahan dengan banyaknay massa.

img_title
VIVA.co.id
20 April 2024