- VIVAnews/Tri Saputro
VIVAnews - Indonesia selama ini terkenal sebagai negara kepulauan dengan sumber kekayaaan dari perairan yang cukup besar. Ironisnya, banyak nelayan dan warga pesisir yang masih melarat. Untuk itu, Indonesia akan belajar dari China dalam mengembangkan industri perikanan.
Menteri Kelautan dan Perikanan, Fadel Muhammad, mengungkapkan dari 10.639 desa pesisir di Indonesia sedikitnya terdapat 7,8 juta jiwa penduduk miskin dan 2,2 juta penduduk sangat miskin.
"Untuk mengentaskan kemiskinan, kementrian kelautan dan perikanan akan melaksanakan pembangunan kelautan dan perikanan yang berorientasi pada pengentasan kemiskinan di masyarakat pedesaan dan pulau-pulau kecil," kata Fadel Muhammad di Yogyakarta, Selasa, 27 September 2011
Fadel mengatakan, kementeriannya tengah berupaya untuk membangun jalur pembangunan sektor kelautan dan perikanan yang fokus pada pengentasan kemiskinan, pengembangan wilayah dan pusat pertumbuhan. Tujuannya, menghasilkan lapisan wirausaha tangguh di sektor kelautan dan perikanan serta sentra-sentra ekonomi berbasis kelautan dan perikanan.
“Percepatan pengembangan kawasan potensi perikanan perlu dilakukan karena nelayan sulit pada saat musim tidak melaut dan nelayan tidak punya agunan untuk mendapatkan modal usaha,” ujarnya
Lebih lanjut Fadel menyatakan saat ini program kewirausahaan di sektor Kelautan dan Perikanan terus tumbuh. Sedikitnya sebanyak 505 Unit Pengolahan Ikan (UPI) telah menerapkan jaminan mutu dan Keamanan Pangan.
Tarik Pengalaman
UPI itu merupakan paspor masuk ke pasar global. Bahkan, menurut Fadel, sebaran UPI yang merata diharapkan mampu menciptakan multiplier effect ekonomi kelautan dan perikanan, terutama dalam menciptakan kesempatan kerja.
"Untuk meningkatkan produksi perikanan, KKP akan belajar dari pengalaman China yang berhasil membangun sektor perikanan yang saat ini menjadi terbesar di dunia," kata Fadel.
Dia menganggap beberapa kebijakan yang dilakukan oleh China cukup relevan diantaranya penyempurnaan teknik budidaya perikanan sehingga berhasil menaikkan produksi perikanan budidaya sebesar 40 kali lipat pada tahun 2004 dibandingkan dengan produksi tahun 1978.
Disamping itu, pertumbuhan budidaya perikanan 42 persen disumbang oleh kemajuan ilmu pengetahuan perikanan seperti aquafeeds, breeding, pengendalian penyakit.
“China juga melakukan diversifikasi budidaya perikanan Polikultur, Pertanian terpadu dan Budidaya sistem intensif,” pungkasnya. (ren)
(Laporan: Juna Sanbawa|Yogyakarta)
PKS Terbuka untuk Bertemu Prabowo tapi Bukan untuk Menyusul PKB
Sekretaris Jenderal PKS Aboe Bakar Al-Habsyi mengatakan rencana pertemuan dengan calon presiden terpilih Prabowo Subianto masih menunggu waktu yang tepat.
