- SP/ Rista Rama Dhany
SURABAYA POST - Toilet gratis itu sudah umum. Tapi toilet antinajis mungkin kedengarannya masih baru meski di sejumlah negara sudah lama dikenal.
Fasilitas inilah yang ditawarkan di Bandara Internasional Juanda. Jika Anda ke toilet pria di terminal kedatangan penumpang pasti akan melihat ada beberapa toilet dipasang mika transparan. Pelindung mika ini tak lain untuk menghindari penggunanya dari percikan air kencing.
Tanpa ada mika tersebut maka kemungkinan besar pakaian terutama celana pengguna akan terkena percikan air kencing. “Tentu bagi mereka yang muslim kan najis. Efeknya mereka tidak bisa menggunakan pakaiannya untuk salat. Ini tujuan kami dan bukan bermaksud untuk mendiskriminasi saudara kita yang beda agama,” kata General Manager PT Angkasa Pura I, Trikora Harjo.
Sebab bagi pengguna non-muslim juga pasti berguna juga. Sebab kalau terkena celana juga bisa menimbulkan bau pesing. ”Adanya mika tersebut, murah, barangnya sepele namun manfaatnya banyak," ujarnya.
Sebenarnya ide memasang mika di toilet ini berawal dari kunjungan Trikora ke Bandara Internasional Incheon, Korea Selatan. Saat masuk di toilet pria di bandara tersebut, ia melihat ada toilet berdiri semuanya terpasang mika.
"Maka timbulah ide, kenapa tidak juga dipasang di Bandara Juanda. Toh saat mencobanya bagi saya sendiri ternyata manfaatnya sangat banyak, lebih nyaman, bersih dan saya bisa salat tanpa khawatir pakaian saya kena najis pada saat buang air kecil di toilet tadi," ucapnya.
Begitu balik ke Surabaya sepulang dari Korea Selatan, ia langsung menganggarkan untuk pengadaan mika toilet tersebut. Saat ini keberadaan toilet anti najis tersebut sudah terpasang sejak empat bulan lalu. ”Komentar ternyata positif banyak yang terdengar sampai ke telinga saya,” katanya.
Hanya saja keberadaan toilet anti najis ini masih sebatas di area khusus penumpang atau di dalam lokasi bandara. Sementara toilet bagian luar bandara seperti di luar pintu keberangkatan domestik dan internasional maupun kedatangan belum tersedia.
”Ini memang masih jadi PR bagi kami untuk menyediakan seluruh toilet yang ada di luar bandara. Ini semata terkendala alokasi anggaran," jelasnya.
Tapi, langkah tersebut tidak hanya memberikan efek kenyamana bagi pengguna toilet di Bandara Juanda. Pemasangan mika di toilet, kebersihan, serta kenyamanan toilet di Bandara Juanda ternyata berdampak dengan disabetnya penghargaan atau Sapta Pesona kategori toilet paling bersih dari Ditjen Pengembangan Destinasi Pariwisata (Ditjen PDP) Kemenbudpar.
Penghargaan tersebut diadakan dua tahun sekali. Bandara Juanda sudah juara dua kali secara berturut-turut yakni tahun 2009 dan 2011 ini. ”Penghargaan ini berhasil menyisihkan 20 bandara lainnya yang ada di Indonesia," katanya.
Tentunya penghargaan ini sangat berharga bagi PT Angkasa Pura I. Apalagi sebelum mendapatkan penghargaan sebagai toilet terbersih, Bandara Juanda juga menyabet penghargaan sebagai bandara terbersih pada 2010 dari Kementerian Perhubungan.
Namun, walau berbagai penghargaan yang didapat, bukan berarti tujuannya hanya untuk mengejar penghargaan. ”Semua fasilitas yang diberikan kepada pengguna jasa penerbangan merupakan kewajiban bagi Angkasa Pura,” katanya merendah.
Menteri Kebudayaan dan Pariwisata, Jero Wacik, menegaskan bahwa pemberian penghargaan tersebut sebagai apresiasi kepada AP I & II, khususnya para manajer bandara agar dapat menempatkan pengelolaan toilet di bandara menjadi prioritas utama. “Sehingga jumlah kunjungan dan kepuasan wisatawan meningkat," kata Jero.
Laporan: Rista Rama Dhany