- Aftenposten
VIVAnews – Komposer Norwegia, Frode Barth akan menampilkan komposisi "The Circus is in Town" di Serambi Seni Antida Denpasar, pada 1 Oktober 2011.
"Kegiatan ini sebagai bentuk respon untuk mengenang kerihatinan atas peristiwa serangan aksi teror di Bali dan Oslo, Norwegia," kata Frode kepada pers di Jimbaran, Jumat, 30 September 2011.
Ia mengatakan, konser ini ditujukan untuk melawan kekerasan dengan musik. "Saya yakin pagelaran musik ini dapat menggugah setiap orang memaknai cinta dan damai di dunia," katanya.
Frode mengatakan, sebelumnya pergelaran musik serupa sudah ditampilkan pada Festival Musik Dunia di Lombok, pada 24 September 2011. "Pergelaran musik ini juga dalam rangka mengikuti Festival Musik Dunia di Bali menjelang peringatan sembilan tahun peristiwa Bom di Legian, Kuta tersebut.
Tujuan dari pertunjukkan adalah untuk mencapai kolaborasi artistik dan membangun jembatan antara kedua negara. Frode juga menuturkan hasil karya yang pernah ditulis pada tahun 2007, merupakan bagian dari sebuah proyek antiteror yang bekerja sama dengan filsuf Norwegia Arne Ness -- sebagai respon terhadap aksi teror di Bali tahun 2002 dan 2005 dan pertama kali ditampilkan pada tanggal 4 Agustus 2007.
"Karya ini diciptakan sebagai bagian dari sebuah proyek anti-teror, bekerja sama dengan filsuf Norwegia Arne Ness (1912 - 2009), yang mendirikan ANCFEP (Arne Ness Pusat Ekologi dan Filsafat) di Bali pada tahun 2001. Dalam penampilan tahun 2007, ANCFEP menyumbangkan buku-buku seni dan budaya ke perpustakaan di Bali," katanya.
Frode akan melakukan dua konser solo dengan gitar listrik dan elektronika. "Sangat penting bagi saya untuk menjadikan seni sebagai alternatif kekerasan. Ketika saya membuat upaya melawan terorisme di 2007, saya tidak menyangka bahwa situasi yang sama bisa terjadi di Norwegia," katanya.
Ia mengatakan, pada 22 Juli 2011, di Norwegia menyaksikan kekejaman pengeboman di area perkantoran pemerintah dan di pulau Utoya yang menimbulkan korban 77 orang tewas, banyak korban yang terluka dan kejadian ini akan teringat selamanya. "Saya tahu bahwa musik bisa menjadi sarana untuk penguat persatuan dan pelepas kepedihan," katanya. (Laporan Bobby Andalan | Bali, umi)