- ANTARA/Rosa Panggabean
VIVAnews - Penurunan indeks saham di mayoritas bursa Asia berimbas negatif ke pasar saham domestik. Pada perdagangan awal pekan ini, indeks harga saham gabungan di Bursa Efek Indonesia sudah melemah 104 poin (2,9 persen) ke kisaran 3.444.
Berdasarkan data BEI pada pukul 10.07 WIB, Senin 3 Oktober 2011, penurunan indeks saham di bursa domestik itu merupakan terbesar setelah indeks Hang Seng di Bursa Hong Kong. Pagi ini, indeks Hang Seng terjungkal sekitar 750 poin (4,2 persen) ke posisi 16.841.
Seperti dikutip dari Reuters, indeks Hang Seng untuk pertama kali tergelincir di bawah level 17.000, setelah saham-saham properti dan sektor keuangan melemah. Pelemahan indeks Hang Seng itu merupakan yang terendah sejak Mei 2009.
Pada perdagangan terakhir pekan lalu, indeks saham di BEI ditutup menguat tipis. Kenaikan itu melanjutkan penguatan tiga hari berturut-turut sebelumnya.
"Meski demikian kami melihat mulai muncul tekanan pada indeks, sekaligus mengakhiri sentimen positif dari perkembangan krisis utang Yunani," kata analis PT Panin Sekuritas Tbk, Purwoko Sartono kepada VIVAnews.com di Jakarta.
Pekan ini, dia menjelaskan, fokus investor masih pada faktor eksternal seperti berita krisis utang dan data makro ekonomi AS. Di dalam negeri, sentimen pasar akan dipengaruhi laporan keuangan emiten kuartal III-2011, data inflasi September, dan juga BI Rate.
"Secara teknikal, sebenarnya kami melihat indeks mulai membentuk doji star pada short term bullish rally, yang masih mengindikasikan adanya peluang reversal," ujarnya.
Kisaran support-resistance hari ini diperkirakan mencapai 3.490-3.580. Saham-saham pilihan yang masih berpotensi menopang pergerakan indeks di antaranya PT Indocement Tunggal Prakarsa Tbk dan PT Aneka Tambang Tbk. (art)
Terpopuler: Beda Sikap Ria Ricis-Teuku Ryan Perlakukan Orang Tua, Mooryati Soedibyo Meninggal Dunia
Berikut deretan 4 rangkuman artikel terpopuler kanal Showbiz VIVA.co.id dalam Round Up sepanjang edisi Rabu 24 April 2024.
