- Fanny Octavianus
VIVAnews - Badan Pusat Statistik (BPS) memperkirakan kinerja ekspor bulan Oktober akan menurun karena dampak krisis global. Namun turunnya ekspor itu tidak terlalu signifikan.
Kepala BPS Rusman Heriawan mengatakan pemerintah harus melakukan antisipasi terkait penurunan ekspor. Namun ia menilai antisipasi yang dilakukan masih bagus karena ekspor Indonesia berbasis sumber daya alam.
"Meski turun namun tidak signifikan," ujar Rusman di BPS, Jakarta, Senin 3 Oktober 2011.
Meski penurunan ekspor tidak terlalu signifikan, namun semua pihak diminta waspada. Bila tidak ditangani secara tepat, maka penurunan ekspor ini dapat terus terjadi pada 2012.
"Ancaman di depan kalau tidak hati-hati adalah penurunan ekspor," imbuhnya.
Langkah antisipatif yang bisa diambil dalam menghadapi ketidakpastian global yaitu melakukan diversifikasi ekspor dan memperkuat perekonomian di kawasan regional.
"Melakukan diversifikasi, seperti di (negara-negara) Timur Tengah karena dia tidak mengalami dampak krisis global, lalu juga negara-negara di Asia," terangnya.
Kinerja ekspor Indonesia Agustus 2011 yang mencapai US$18,81 miliar, ucap Rusman, jika dapat dipertahankan bukan tidak mungkin angka nilai ekspor mencapai US$200 miliar.
Berdasarkan data BPS, kinerja ekspor Indonesia pada bulan Agustus meningkat delapan persen dari Juli 2011 sebesar US$17,4 miliar menjadi US$18,8 miliar. (eh)
Cerita Perjuangan TikTokers Sasya Livisya, Sering Dapat Hate Comment karena Penampilannya
Setelah melalui berbagai proses yang panjang, Sasya Livisya menyampaikan pentingnya hate comment dalam setiap konten yang diposting di sosial media.
