Defisit Perdagangan dengan China Mulai Turun

Tumpukan peti kemas ekspor di Tanjung Priok
Sumber :
  • Fanny Octavianus

VIVAnews - Badan Pusat Statistik (BPS) memperkirakan defisit perdagangan antara Indonesia dengan China perlahan bisa menghilang. Hal ini dikarenakan angka defisit tiap bulannya terus menunjukan penurunan.

Menurut Kepala Badan Pusat Statistik Rusman Heriawan, kondisi perdagangan dengan China mulai menuju arah keseimbangan. Berdasarkan data ekspor dan impor BPS, defisit perdagangan nonmigas dengan China untuk Agustus 2011 turun menjadi US$61,4 juta dari sebelumnya US$384,3 juta pada bulan Juli 2011.

"China mulai ke arah perdagangan bilateral yang seimbang. Kita berharap tidak defisit lagi," ujarnya saat jumpa pers di kantor BPS, Jakarta, Senin 3 Oktober 2011.

Penurunan defisit tersebut, disebabkan penguatan rupiah dalam beberapa bulan terakhir serta meningkatnya volume ekspor bahan tambang ke negara China. Dalam jangka panjang, nilai tukar rupiah terhadap dolar dikisaran Rp8800 hingga Rp9000 dinilainya merupakan sinyal bagus bagi para eksportir.

"Semakin (berkurangnya) defisit ini menunjukan ekspor kita semakin cepat, implikasi volume kita yang tinggi. Yang kedua karena apresiasi rupiah bagus kemudian ekspor masih dalam standar dolar sehingga barang dari China lebih murah. Dan rasanya sih bukan karena impor berkurang, secara volume impor dari China juga mengalami peningkatan tapi ekspor kita meningkat juga," paparnya.

Israel-Iran Memanas, BI Catat Modal Asing Kabur dari Indonesia Rp 21,46 Triliun
Ilustrasi Rapat Dewan Keamanan (DK) PBB

Indonesia Sesalkan Palestina Gagal Jadi Anggota Penuh PBB Karena Veto AS

Pemerintah Indonesia melalui Kementerian Luar Negeri (Kemlu) RI menyesalkan kegagalan berulang DK PBB dalam mengesahkan resolusi keanggotaan penuh Palestina.

img_title
VIVA.co.id
19 April 2024