Dirut PT Timah Wachid Usman

"Kami Punya Siklus 10 Tahunan"

Wachid Usman
Sumber :
  • Timah

VIVAnews - Sudah tiga kali PT Timah Tbk mengalami fase terpuruk. Pertama pada 1990, kedua pada 2000, dan ketiga pada 2009. Tak heran bila Direktur Utama PT Timah Tbk Wachid Usman menyebut sebagai siklus 10 tahunan.

Kolaps pertama terjadi pada 1990, saat harga komoditas timah dunia anjlok. Saat itu, PT Timah sampai direstrukturisasi: 17.000 karyawan di-PHK. Penyebabnya tak lain karena penambangan ilegal marak terjadi di Amerika Latin.

Anehnya, pada 2000 kondisi yang sama justru terjadi di Indonesia. Penambangan ilegal terjadi di Bangka Belitung. Harga timah internasional pun anjlok. Buntutnya, kesulitan kedua bagi PT Timah terjadi lagi.

Viral Aksi Emak-emak di Makassar Mengamuk Sambil Ancam Pakai Parang Penagih Utangnya

Kolaps juga membayangi PT Timah pada 2009, saat resesi mengancam sejumlah belahan dunia.  Namun, semua bisa dilalui.

Wachid menceritakan kisah-kisah PT Timah bisa lepas dari kondisi terpuruk itu. Berikut kutipan wawancara VIVAnews.com dengan Wachid di kantornya, kawasan Gambir, Jakarta Pusat, beberapa waktu lalu:

Bagaimana kondisi PT Timah Tbk dalam beberapa tahun terakhir?
Saya awali dari kondisi 3-4 tahun terakhir. Saya ceritakan kondisi awal, perusahaan ini hampir kolaps untuk kesekian kalinya. Perusahaan ini sudah pernah hampir kolaps pada 1990, 2000-2001, serta 2009-2010. Jadi, kami punya siklus 10 tahunan.

Pada 1990 pernah hampir kolaps, bahkan sampai dibawa ke restrukturisasi yang menyebabkan 17 ribu karyawan dipensiundinikan. 2000-2002 juga demikian. Semuanya itu disebabkan oleh fluktuasi harga timah yang pada 1990 dan 2000 mengalai penurunan yang sangat rendah. Sehingga kalau kita hitung-hitung dari  biaya operasi dan dan harga jual sangat tidak menguntungkan. Harga timah waktu itu di bawah harga produksi normal.

Pada 1990 terjadi illegal mining yang sangat parah di Amerika Latin. Nah, pada 2000, illegal mining justru di Indonesia. Ini yang menyebabkan harga timah jatuh.

Lalu Apa yang dilakukan Timah?
Pada 2006, semua terjadi perubahan yang sangat luar biasa, setelah adanya penertiban tambang liar yang dilakukan Mabes Polri. Karena itu pada 2007, harga timah dunia cenderung naik dan yang membuat PT Timah berubah sangat signifikan. Laba 2006, yang hanya Rp300 miliar melonjak Rp1,7 triliun pada 2007. Kapasitas produksi saat itu hampir optimal, 58 ribu dari 60 ribu ton per tahun.

Lalu siklus 10 tahunan ketiga seperti apa?
Pada 2009 terjadi krisis ekonomi global. Harga timah turun, dan laba kami anjlok. Pada 2009 laba hanya Rp200 miliar. Saat itu kami sudah berpikir bahwa dampak ini akan terus terjadi pada 2010 dan seterusnya.

Nah, kami mengantisipasi dengan berbagai hal, terutama membangun motivasi karyawan bahwa kondisi yang tengah dihadapi perusahaan akan segera pulih. Selain itu, kami juga memperbaiki alat produksi sehingga bisa meningkatkan efisiensi perusahaan.

Apa yang terjadi? Kesulitan 2009 cepat teratasi. Dengan efisiensi tinggi, margin yang diperoleh Timah menjadi lebih baik. Ditambah lagi, pada 2010 harga timah juga naik, sehingga laba PT Timah juga naik menjadi Rp900 miliar.

Selain itu apa yang dilakukan PT Timah?
Sebenarnya pada 2007 kami juga sudah sadar bahwa kondisi cadangan timah kami lemah, karena adanya illegal mining yang menyebabkan kondisi kami terganggu. Saat itu, kami juga belum tahu berapa total cadangan kami yang persis. Kami pun akhirnya menunjuk Joint Ore Reserves Committee (JORC) untuk meneliti berapa cadangan tambang kami.

Hasil penelitiannya seperti apa?

JORC menyatakan, kami memiliki cadangan timah 1 juta ton. Artinya, bila penambangan dilakukan 50 ribu ton per tahun, tambang ini masih memiliki masa 20 tahun.

Saat ini hasil utamanya masih timah?
Kami masih mengandalkan timah sebagai pendapatan terbesar. Jadi sampai 2010 pun hampir 85 persen pendapatan masih dari tambang timah. Memang ke depan kami usahakan, 30 persen pendapatan lainnya bisa dari usaha lain, dengan produksi timah tidak menurun. Kami juga sudah masuk di pertambangan batu bara di Kalimantan Selatan dan nikel di Sulawesi Tenggara melalui beberapa anak usaha.

Agar tidak terpengaruh sekali dengan harga timah, apa yang dilakukan perusahaan?
Kami sebenarnya sudah membuat beberapa produk turunan timah, salah satunya pabrik timah kimia timah solder. Timah kimia ini banyak digunakan sebagai pelapis plastik pada industri elektronik dan PVC, sedangkan timah solder untuk industri elektronik.

Produk jadi ini bisa menyokong berapa persen?
Baru 10 persen. Kami akan terus kembangkan pasar, sehingga nantinya produk jadi ini bisa menyumbang pendapatan lebih banyak lagi. (eh)

Bertemu Majelis Masyayikh, Menag Bahas Rekognisi Santri dan Ma’had Aly
Song Hye Kyo dan Gong Yoo

Gong Yoo dan Song Hye Kyo Bakal Main Drama Sejarah Bareng

Penggemar drama Korea bersiaplah untuk menyambut kehadiran dua bintang top dalam sebuah kisah sejarah yang menggugah. Gong Yoo dan Song Hye Kyo, dua nama besar di Korea.

img_title
VIVA.co.id
26 April 2024