Harga Saham Bursa Asia Diobral

Penutupan Bursa
Sumber :
  • Antara/Fanny Octavianus

VIVAnews - Krisis keuangan yang melanda Eropa dan Amerika Serikat telah menyebabkan sejumlah saham di beberapa bursa Asia diperdagangan pada valuasi yang sangat murat. Investor menganggap saat ini adalah waktu terbaik untuk membeli saham di Asia.

"Saya selalu menggunakan pernyataan yang dikeluarkan Warren Buffet dan Rothschilds tentang membeli di saat pasar sedang berdarah-darah," kata Director & Portfolio Manager, Asia Equities at investment firm BlackRock Joshua Crabb seperti dikutip laman CNBC, Senin, 10 Oktober 2011.

Crabb menilai, satu dari tujuh bursa Asia saat ini memperdagangan saham di bawah rasio harga buku pada tahun 2008. Crabb yang merupakan salah satu fund manager yang mengalami penurunan 8 persen sampai Agustus 2011 mengatakan dirinya telah membeli sejumlah ekuitas kendati telah terjadi penurunan.

"Kami melihat mulai banyak harga saham yang tumbuh sekarang, untuk beberapa waktu anda mungkin akan menderita, namun itulah yang akan membuat pendapatan pada jangka panjang," kata Crabb.

Salah satu pasar modal yang menjual saham obral adalah Bursa Efek Korea Selatan yang telah mengalami penurunan harga buku di bawah tahun 2008. Dirinya yakin, kinerja harga saham di bursa ini melemah setelah investor bereaksi negatif terhadap kegiatan ekspor negaranya.

Selain Korea Selatan, saham-saham emiten di bursa China juga diperdagangkan dengan harga yang sangat murah. Diperkirakan satu dari tiga saham diperdagangkan di bawah harga buku karena investor khawatir dengan rontoknya bursa.

Disamping hubungan ekonomi antara negara Asia dengan mitra kerjanya di negara barat, Crabb yakin, wilayah regional Asia memiliki kapasitas untuk tumbuh mengingat perusahaan, pemerintah, dan konsumen memiliki tingkat utang yang rendah.

"Fundamental ekonomi Asia sangat kuat, demografi lebih baik, valuasi lebih baik, dan laporan keuangan yang lebih baik," kata Crabb.

Dia merekomendasikan investor untuk berinvestasi di produk saham dibandingkan surat utang. Alasannya, surat utang akan berisiki karena inflasi yang terus meningkat. (umi)

Analis Perkirakan BI Bakal Intervensi Besar-besaran Imbas Rupiah Ambruk ke Rp 16.128 per Dolar AS
Presiden Iran Ebrahim Raisi dan PM Israel Benjamin Netanyahu

Panglima Militer Israel Tegaskan Negaranya akan Membalas Serangan Iran

Panglima militer Israel menyatakan pada hari Senin bahwa negaranya akan membalas serangan Iran pada akhir pekan, namun dia tidak merinci kapan dan bagaimana.

img_title
VIVA.co.id
16 April 2024