- VIVAnews/Febry Abdinnah
VIVAnews - Biasanya, pagelaran busana lulusan sekolah mode, menampilkan koleksi adi busana atau houte couture. Namun, kali ini siswa lulusan Lembaga Pengajaran Tata Busana (LPTB) Susan Budihardjo justru menampilkan rancangan ready to wear atau siap pakai, bertemakan 'Emotion: Energy in Motion'.
"Saya ingin mengarahkan mereka ke dunia yang lebih nyata dengan ready to wear," kata Susan Budihardjo menjelang pagelaran busana di The Hall Senayan City.
Menurutnya, pakaian-pakaian siap pakai lebih banyak disediakan brand luar dibandingkan lokal. Apalagi, pasar houte couture hanya sebagian kecil dari masyarakat.
"Pasar houte couture itu hanya 10 persen jika dibandingkan ready to wear yang 90 persen. Dengan semakin banyak desainer mengambangkan ready to wear, maka masyarakat memiliki pilihan yang lebih banyak," ia menambahkan.
Meski houte couture kerap kali menampilkan ide-ide 'liar' sang desainer, menurut Susan, rancangan busana siap pakai tidak kalah sulit untuk dikembangkan. "Menurut saya ready to wear itu lebih berat karena desainer harus memikirkan keinginan berjuta-juta orang, harus wearable, tidak boleh mahal, tapi harus tetap unik dan bagus," ujarnya.
Dalam graduation fashion show kali ini, LPTB Susan Budihardjo menampilkan karya dari 24 alumnus angkatan 2007, 2008, 2009, serta karya 12 siswa terbaik angkatan 2011. Mereka menampilkan busana-busana untuk wanita, pria dan anak. Walaupun Susan mengaku mengarahkan anak didiknya pada busana ready to wear, ada beberapa rancangan siswa yang berbau couture dengan desain mewah khas butik.
Kreativitas pun tidak terbatas ready to wear. Terlihat ragam variasi cutting yang unik, permainan layer, serta garis rancangan asimetris. Tak hanya itu, terdapat koleksi pakaian multifungsi sehingga dapat dipakai dengan berbagai model. Lihat saja rancangan desainer-desainer berbakat lulusan LPTB, di sini. (umi)
Kendarai Sepeda Motor Baru, Pelajar SMA di Brebes Terlindas Truk
Rasa senang bisa memiliki sepeda motor baru untuk ke sekolah, justru berbuah petaka dialami Faizal Hadi Winata, seorang pelajar SMA Negeri 2 Brebes, Jawa Tengah.
