Pemerintah Kaji Ulang Penyusutan BUMN Karya

Konstruksi beton jalan layang Casablanca
Sumber :
  • Dokumen Dinas PU DKI

VIVAnews - Kementerian Negara Badan Usaha Milik Negara (BUMN) menyatakan akan mengkaji ulang penyusutan (rightsizing)  BUMN-BUMN konstruksi.

Lawan Korea Selatan, Shin Tae-yong Berani Pertaruhkan Nasionalisme demi Timnas Indonesia U-23

"Semakin kecil jumlah BUMN jasa konstruksi, semakin kecil peluang ikut tender," kata Deputi Usaha Bidang Logistik dan Infrastruktur Kementerian BUMN, Sumaryanto Widayatin di Hotel Aryaduta, Jakarta, Selasa, 11 Oktober 2011.

Untuk itu, lanjut Sumaryanto, pihaknya akan mengkaji ulang rencana penyusutan jumlah BUMN itu khususnya untuk BUMN Karya. "Kalau BUMN konstruksi mau dikecilin ya tidak drastis, kalau BUMN karya itu bisa membukukan dalam jumlah besar ya bagus," ungkapnya.

Kemudian, Sumaryanto menyatakan jika kondisi BUMN karya tersebut sudah semakin membaik, misalnya saja Nindya yang lima tahun terakhir pertumbuhannya stagnan, saat ini juga sudah mengalami pertumbuhan yang positif.

"Sekarang BUMN Karya kecuali Istaka ya, mengalami performance yang baik. yang namanya Nindya Karya sekrang sudah bangkit. Nanti tahun depan positif dia," kata dia.

IPO BUMN

Sementara itu, salah satu BUMN konstruksi, PT Hutama Karya dinyatakan belum bisa melakukan Penawaran Umum Saham Perdana (IPO) karena terganjal masalah hukum. "Masalah Hutama Karya harus selesai dulu sebelum mau IPO," kata Sumaryanto.

Syarat melakukan IPO, lanjut Sumaryanto, tidak hanya jika perusahaan tersebut memiliki kinerja bagus, tetapi tujuan utama dari IPO adalah meningkatkan tata kelola perusahaan yang baik (GCG).

Seperti diketaui, Hutama Karya sedang tersandung masalah terkait kasus jalan tol lingkar luar (JORR). Kasus tersebut adalah dugaan korupsi yang telah mengendap di Kejaksaan Agung sejak 1998 tanpa proses hukum yang jelas.
 
Kasus JORR diduga merugikan keuangan negara sebesar US$105 juta serta Rp181,35 miliar. selain melibatkan PT Hutama Karya, kasus tersebut juga melibatkan PT Yala Perkara Internasional (YPI).

Sebelumnya rencana IPO yang sudah mencuat awal tahun ini, dengan melepas 30-40 persen. Hutama menargetkan perolehan dana antara Rp800 miliar - Rp1 triliun.

Dana hasil IPO akan digunakan untuk membiayai pengembangan tiga anak usahanya guna memberi kontribusi terhadap perusahaan induk. Dengan IPO, perseroan menargetkan pendapatan perseroan pada tahun ini bisa mencapai Rp7 triliun, sedangkan jika tidak IPO hanya Rp4 triliun. (umi)

Pengakuan Mengejutkan Wanita yang Bunuh Keponakan Lalu Disembunyikan di Tempat Dupa
BYD Sea Lion 07

Mobil Listrik Baru BYD Bakal Rilis, Pakai Nama Singa Laut

Pabrikan asal China, Build Your Dreams (BYD) merilis foto-foto interior resmi dari mobil listrik Sea Lion 07, sebuah SUV yang dikabarkan bakal bersaing dengan Tesla model

img_title
VIVA.co.id
24 April 2024