- rim.com
VIVAnews - Menurut Rod Hll, analis dari JPMorgan Chase, gangguan layanan BlackBerry berdurasi hampir 4 hari yang terjadi pekan ini menyebabkan produsen smartphone asal Kanada tersebut mengalami kerugian besar.
Menurut perkiraan JPMOrgan, kerugian yang diderita RIM mencapai lebih dari US$100 juta, atau sekitar Rp880 miliar.
Seperti dikutip dari SlashGear, 15 Oktober 2011, layanan BlackBerry putus sejak Senin lalu, akibat kegagalan hardware di server mereka di Eropa. Kegagalan tersebut memunculkan backlog di server yang kemudian mematikan layanan di Timur Tengah, Afrika, India, Brasil, Chile, Argentina, dan akhirnya Amerika Serikat serta Kanada.
RIM sendiri sudah mengutarakan permintaan maaf mereka terhadap situasi yang terjadi dan terus memberitahukan pelanggan seputar perbaikan yang dilakukan. Dalam jumpa pers yang dilakukan Jumat (14/10), Jiml Balsillie, Chief Executive Officer RIM menyatakan bahwa jaringan sudah berfungsi.
Dalam perjanjian, RIM memiliki kewajiban untuk menjaga rasio up time terhadap server-server mereka. Sementara gangguan yang terjadi selama hampir empat hari tersebut tentunya telah melanggar perjanjian. Untuk itu RIM perlu membayar denda pada operator yang menjadi mitra mereka.
Hall memperkirakan, angka US$100 juta didapat dari biaya langganan bulanan yang RIM kenakan pada operator nirkabel untuk setiap pengguna BlackBerry aktif. Meski kemungkinan besar angkanya tidak akurat karena kerahasiaan perjanjian antara RIM dengan operator, namun JPMorgan yakin bahwa RIM tetap harus memberikan sebagian porsi biaya itu kembali ke operator.
Pidato Lengkap Prabowo Subianto Usai Ditetapkan sebagai Presiden Terpilih
Ketua KPU RI Hasyim Asy'ari mengatakan bahwa penetapan Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka sebagai presiden dan wakil presiden terpilih 2024
