Azwar Abubakar, Arsitek Pemimpin Birokrasi

Azwar Abu Bakar
Sumber :
  • VIVAnews/Anhar Rizki Affandi

VIVAnews - Presiden Susilo Bambang Yudhoyono menunjuk politikus Partai Amanat Nasional Azwar Abubakar menjadi Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi menggantikan EE Mangindaan. Meski dinilai berpengalaman memimpin birokrasi, Azwar justru memiliki latar belakang akademis sebagai arsitek.

Kementerian ESDM Ajak Masyarakat Konversi Motor BBM ke Listrik Gratis, Begini Caranya

Pria kelahiran Banda Aceh, 21 Juni 1952, ini menamatkan strata 1 Arsitektur dari Institut Teknologi Bandung. Kemudian Azwar memulai karir sebagai pengusaha termasuk ikut berorganisasi dalam Himpunan Pengusaha Muda Indonesia.

Dunia politik disentuhnya ketika Reformasi bergulir. Azwar merupakan salah satu pendiri Partai Amanat Nasional wilayah Daerah Istimewa Aceh pada tahun 1999 dan kemudian menjadi ketuanya. Tahun 2000, pria empat anak ini menjadi Wakil Gubernur Aceh mendampingi Gubernur Abdullah Puteh.

Banyak Pasien Berobat ke Luar Negeri, Rumah Sakit di Indonesia Kini Dibuat Layaknya Hotel Bintang 5

Abdullah Puteh kemudian tersangkut kasus korupsi sehingga harus menjalani pidana. Azwar lalu menjadi pelaksana tugas Gubernur Aceh dari 2004 sampai 2005. Azwar-lah yang memimpin Aceh saat terjadi tsunami dahsyat pada 26 Desember 2004.

"Ia kader kami murni yang tidak ada cacatnya,” kata Viva Yoga Mauladi, Ketua Badan Pemenangan Pemilu PAN, menceritakan sepak terjang Azwar.

Hyundai Santa Fe Baru Tertangkap Kamera sedang Tes Jalan di Jakarta

Pada 2006, saat Aceh yang kemudian resmi bernama Nanggroe Aceh Darussalam menggelar pemilihan kepala daerah langsung, Azwar pun ikut sebagai calon Gubernur. Calon wakil gubernur yang mendampinginya Nasir Djamil, politikus Partai Keadilan Sejahtera.

Namun pasangan ini kalah telak, hanya bertengger di posisi empat dari delapan pasangan yang bertarung. Pasangan Irwandi Yusuf-Mohammad Nazar dari calon independen menyapu 39 persen suara.

Tahun 2009, Azwar pun maju sebagai calon anggota Dewan Perwakilan Rakyat dari PAN. Azwar melaju dari daerah pemilihan Nanggroe Aceh Darussalam I. Di DPR, Azwar duduk di Komisi I dan Badan Kehormatan DPR.

Di Partai, Azwar juga menjabat sebagai Wakil Ketua Majelis Pertimbangan Partai. Penempatan Azwar di kabinet, diakui Ketua Umum PAN Hatta Rajasa, merupakan representasi politik partai binaan Amien Rais itu.

Yoga menjelaskan, Presiden memilih Azwar berdasarkan rekomendasi partai. PAN sendiri, menurutnya, sepakat memilih Azwar karena sejumlah pertimbangan kuat. “Pertama, dia punya kompetensi yang baik. Kedua, dia punya integritas pribadi yang bagus. Ketiga, dia punya pengalaman di birokrasi pemerintahan, sehingga punya dasar untuk mengembangkan nilai-nilai birokrasi,” kata Yoga.

Selain itu, imbuhnya, Azwar dikenal sebagai sosok yang bijaksana, dan juga memiliki latar belakang sebagai pengusaha. Dengan demikian, ujar Yoga, pengalaman Azwar tergolong lengkap. 

Ada juga yang menilai Azwar masuk kabinet sebagai bentuk representasi Aceh karena satu-satunya orang Aceh di kabinet, Mustafa Abubakar, telah digantikan posisinya sebagai Menteri Negara Badan Usaha Milik Negara oleh Dahlan Iskan. Namun Nasir Djamil, politikus PKS yang pernah mendampingi Azwar di pemilihan kepala daerah, tak sepakat dengan penilaian itu.

"Mustafa merupakan representasi rakyat Aceh, yang telah memilih SBY pada Pilpres lalu dengan jumlah suara hampir mencapai 94 persen," kata Nasir di Jakarta, Senin malam 10 Oktober 2011. Namun Azwar bukanlah representasi Aceh, kata Nasir yang juga kini duduk di Dewan Perwakilan Rakyat.

"Keberadaannya di kementerian lantaran Azwar adalah politisi dari Partai Amanat Nasional. Jelas keputusan Presiden SBY membuat rakyat Aceh kecewa," ujar Nasir. (umi)

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya