- VIVAnews/Ikhwan Yanuar
VIVAnews - Presiden Susilo Bambang Yudhoyono mengkritik kinerja Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yang dianggap masih di bawah harapan. Untuk itu dirinya meminta dilakukan transformasi dan reformasi di jajaran BUMN.
"BUMN kita banyak, 141 perusahaan dan asetnya besar. Tapi, keuntungan yang diberikan kepada negara masih jauh di bawah harapan," kata SBY dalam pidatonya usai pelantikan menteri dan wakil menteri baru di Istana Negara, Jakarta, Rabu 19 Oktober 2011.
SBY menegaskan, dirinya melihat adanya indikasi kesalahan pengelolaan BUMN. Hal itu terlihat dari penggunaan belanja operasional yang mencapai hampir Rp1.075 triliun dan belanja modal sebesar Rp210 triliun. "Ada keborosan penggunaan dana BUMN yang mayoritas sahamnya dimiliki oleh negara," tegas SBY.
Presiden mengkhawatirkan perilaku korporat yang tidak baik akan menyebabkan perekonomian Indonesia terancam. Dia mencontohkan defisit dan utang yang sangat tinggi di sejumlah negara di dunia, sebgian besar disebabkan korporasi yang tidak menjalankan bisnis dengan baik.
Ke depan, SBY menginstruksikan Kementerian BUMN harus benar-benar serius membenahi kinerja BUMN. Presiden berharap BUMN nantinya akan lebih berkinerja, produktif, efisien, dan berdaya saing.
Bahkan, secara tegas SBY mengharapkan adanya transformasi dan reformasi jajaran BUMN untuk tiga tahun mendatang. "Hentikan biaya tinggi di jajaran manajemen, karena selain tidak adil, juga membahayakan ekonomi nasional," ujar SBY. (art)
Survei di Atas 50 Persen, Elite Golkar Dorong Ridwan Kamil Maju Pilgub Jabar Ketimbang Jakarta
Wakil Ketua Umum DPP Partai Golkar Ahmad Doli Kurnia mengatakan Golkar cenderung mendorong Ridwan Kamil (RK) maju di Pilkada Jawa Barat ketimbang DKI Jakarta.
