- REUTERS/Enny Nuraheni
VIVAnews - Beberapa jam setelah dilantik menjadi Menteri Perdagangan, Gita Irawan Wirjawan, berjanji akan memprioritaskan penguatan pasar dalam negeri yang selama ini menopang pertumbuhan perekonomian nasional.
Gita menjelaskan saat ini Indonesia sudah terimbas krisis global, sehingga ketidakpastian laju ekspor semakin meningkat. Ini membuatnya memutuskan akan memprioritaskan pasar dalam negeri karena selama ini memberikan kekuatan luar biasa kepada perekonomian.
"Program khusus belum ada, beri saya waktu," kata Gita usai acara serah terima jabatan di kantor Kemendag, Jakarta, Rabu, 19 Oktober 2011.
Kemudian, ke depan perlu ada keseimbangan dan keadilan dalam perdagangan internasional. Menurutnya, bagian dari semangat itu ialah melakukan ekspor untuk hal yang memberi nilai tambah dan kemudian juga memperhatikan kualitas barang ekspor. Ia meyakini ke depan Indonesia harus mampu mengekspor yang memiliki nilai tambah tanpa meninggalkan kualitas.
"Bukan berarti ekspor bahan mentah dihentikan, tapi yang harus ditingkatkan adalah yang selama ini tidak dilakukan," kata dia.
Ekspor terkini, lanjut Gita, harus dijaga agar target pemerintah untuk mencapai angka US$200 miliar pada 2011 bisa tercapai. "Cuma balik lagi seperti yang saya katakan sejak awal, bahwa Kementerian Perdagangan harus tetap menjaga semangat keseimbangan dan keadilan," kata Gita.
Kemudian dalam konteks impor, lanjut Gita, jika masih dalam tahap wajar bisa disebut lazim akan tetapi kalau sampai ketergantungan perlu ada penyikapan. "Yaitu peningkatan kapasitas produksi untuk pasar domestik, khususnya untuk sayur-sayuran dan bahan pokok. Hal ini dilakukan agar tidak terjadi ketergantungan terhadap impor," kata Gita.
Gita mencontohkan, Indonesia sampai tergantung pada produk kentang impor. Hal itu kurang baik karena di dalam negeri juga memproduksi. Ia akan mempelajari kembali langkah yang tepat agar bisa memperkuat kapasitas dalam negeri.
"Soal gambaran langkah konkret menekan impor, saat ini saya belum memiliki formula khusus. Hanya saja jika diberi waktu, saya yakin ada pandangan yg lebih terarah dengan langkah spesifik," kata dia.
Soal menghadapi krisis global, dia mengaku optimistis Indonesia mampu melewatinya bahkan menahan efek samping krisis global. "Fundamental ekonomi Indonesia amat kuat, bahkan bisa menginspirasi negara lain yang tergantung ekspor," tutur dia.