Energi Jadi Tren Investasi Masa Depan

Ilustrasi gardu listrik.
Sumber :
  • PLN Jawa-Bali

VIVAnews - Badan Koordinasi Penanaman Modal mengungkapkan bahwa tren investasi selama 2011 maupun investasi masa depan adalah sektor energi dan industri pengolahan.

"Kita membutuhkan infrastruktur listrik. PMA (penanaman modal asing) maupun PMDN (penanaman modal dalam negeri) banyak masuk ke listrik, kita di 2014 tidak boleh mengekspor raw materials. Jadi nantinya, banyak masuk pengolahan tambang. Kalau dulu kita ekspor bauksit, nanti kan nggak boleh," kata Deputi Bidang Pengendalian Pelaksanaan Penanaman Modal BKPM, M Azhar Lubis, dalam konferensi pers di Gedung Ismail Saleh, Kantor BKPM, Jakarta, Kamis 20 Oktober 2011.

Nantinya, lanjut Azhar, jika tren investasi semakin meningkat akan banyak membutuhkan infrastruktur listrik, sehingga investasi di bidang ini pun akan meningkat dengan sendirinya.

"Kalau tidak disediakan listrik, maka akan berhenti investasinya, juga di sektor pengolahan-pengolahan, baik di sektor pertanian maupun pertambangan," kata dia.

Azhar memprediksi, ada kecenderungan berinvestasi di sektor pengolahan. Yang sebelumnya hanya mengambil dari sumber daya alam mentah, kemudian diekspor, akan bergeser menjadi ekspor barang hasil olahan.

"Kalau targetnya 2014, maka sekarang sudah mulai dibangun industri pengolah bahan mentah, misalnya CPO (Crude Palm Oil) atau kelapa sawit dan pertambangan, tidak langsung jadi tahun itu. Kebijakan bea keluar juga membuat investor beralih ke sektor ini," ungkapnya.

Sektor pertambangan dan listrik, lanjut Azhar, termasuk pengolahannya diprediksi meningkat dan dilihat unik tren investasinya, baik dari dalam maupun luar negeri.

"Ada di Bali, Sulawesi, Jawa, ada dimana-mana. Semakin banyak di luar Jawa, semakin banyak hilirisasi, karena sedang butuh realisasi hilirisasi," ujarnya.

Sebelumnya, realisasi PMDN yang mencapai Rp19 triliun terbagi dalam lima sektor usaha terbesar yaitu tanaman pangan dan perkebunan mencapai Rp3,6 triliun, sektor listrik dan air Rp3,3 triliun, sektor industri kertas, barang dari kertas dan percetakan berada di posisi ketiga mencapai Rp2,2 triliun. Selanjutnya sektor industri mineral non logam Rp2,1 triliun dan pertambangan mencapai Rp1,7 triliun.

Realisasi PMA yang paling besar di sektor transportasi, gudang, dan telekomunikasi. Terbesar kedua adalah pertambangan yaitu US$0,9 miliar. Selain kedua sektor itu, sektor usaha yang diminati asing adalah industri logam dasar, barang logam, mesin dan elektronik sebesar US$0,6 miliar. Lalu sektor listrik, gas dan air mencapai US$0,5 miliar, dan terakhir adalah sektor industri kimia dasar, barang kimia dan farmasi senilai US$0,3 miliar.

Kawanan Pembunuh Mirna Bermodus Begal Ditangkap, Polisi Curiga Ada Motif Lain Pelaku
Ryan Wibawa, Juara Dunia  Di  Specialty Coffee Expo 2024

Kopi Unggulan Indonesia Juara Dunia di  Specialty Coffee Expo 2024 Amerika Serikat

Kopi Indonesia terpilih menjadi salah satu terbaik kopi yang dipamerkan di Specialty Coffee Expo 2024, yang di gelar di Chicago, Amerika Serikat.

img_title
VIVA.co.id
16 April 2024