- REUTERS/ Huseyin Dogan
VIVAnews - Tewasnya diktator Libya, Muammar Khadafi, belum memberi dampak besar bagi pergerakan harga minyak di pasar utama dunia. Namun, hal itu bisa menjadi awal pemulihan harga karena diperkirakan ekpor minyak dari Libya membaik.
Di pasar ekuitas New York, minyak mentah light sweet atau West Texas Intermediate untuk pengiriman November, turun 81 sen menjadi US$85,30 per barel.
Namun di Bursa Intercontinental, London, jenis minyak mentah Brent North Sea untuk pengiriman Desember menguat US$1,38 ke level US$109,76 per barel.
Menurut seorang analis BMO Capital Markets, penurunan harga minyak di pasar kontrak New York, merupakan harga terendah dalam seminggu. Sedangkan jatuhnya kembali harga itu, akibat kekhawatiran perjanjian utang Eropa yang mungkin tertunda.
"Ada juga spekulasi bahwa kematian Muammar Kadhafi mempercepat kembalinya produksi Libya," ujarnya seperti dilansir laman business.inquirer.
Sedangkan Lawrence Eagles, analis JPMorgan menuturkan, kematian Kadhafi dampaknya kecil untuk harga minyak saat ini. Namun, menjadi salah satu faktor yang menghapus kekhawatiran dari serangkaian risiko akan kelanjutan produksi minyak Libya.
Produsen Berpengaruh
Libya sebelumnya rutin memproduksi sekitar 1,4 juta barel per hari untuk minyak mentah jenis light sweet yang bernilai tinggi. Rutinitas itu terganggu sejak pergolakan melawan rezim Khadafi pecah awal 2011.
Sekitar 85 persen dari produksi Libya tersebut diekspor ke Eropa, dan berkontribusi pada lonjakan minyak mentah jenis Brent North Sea, jika dibandingkan jenis West Texas Intermediate di pasar kontrak New York.
Sementara itu, OPEC memperkirakan, Libya akan memulihkan produksinya satu juta barel per hari dalam waktu enam bulan ke depan, kemudian mencapai tingkatnya pasca-konflik pada akhir 2012.
Namun, para analis di Barclays Bank memperingatkan bahwa tantangan keamanan yang serius masih bertahan di Libya. Hal itu, bisa menghambat upaya pemulihan produksi minyak Libya sepenuhnya.