Usul Ciputra Soal Apartemen Bersubsidi

Rumah susun (rusun) Petamburan, Jakarta Pusat
Sumber :
  • Antara/ Puspa Perwitasari

VIVAnews - PT Ciputra Property Tbk mengharapkan bahwa lokasi pembangunan rumah susun sederhana milik (rusunami) tidak dibangun di kawasan pusat bisnis (Central Business District/CBD). 

Sisterhood Modest Bazaar, Berburu Baju Lebaran Hingga Menu Berbuka

Selain itu, pembangunan apartemen bersubsidi tersebut harus didukung pembangunan infrastrukturnya, khususnya transportasi. Hal itu, terkait UU No. 1 tahun 2011, tentang Perumahaan dan Kawasan Permukiman yang mensyaratkan mengenai pembangunan rumah susun (rusun).

Di dalam UU itu, ada kewajiban bagi pengembang rusun komersial untuk menyediakan rumah susun umum atau kelas bawah sekurang-kurangnya 20 persen dari total luas lantai rumah susun komersial yang dibangun.

Momen Akrab Prabowo dan Jokowi di Acara Bukber di Istana Negara

"Saya pikir, saat ini belum ada implementasinya [UU No. 1 tahun 2011]. Kami berharap bahwa ketentuan tersebut tidak kaku, terutama masalah lokasi. Artinya, tidak mungkin sebuah apartemen rusun bersubsidi dibangun di kawasan CBD," kata Director and Corporate Secretary, Artadinata Djangkar, kepada VIVAnews.com di Jakarta, Selasa 24 Oktober 2011.

Artadinata mengungkapkan, alasan mengapa pembangunan rusunami sebaiknya tidak dibangun di kawasan CBD. Sebab, tanah di kawasan CBD terlalu mahal. "Selain itu, untuk golongan itu [masyarakat berpenghasilan rendah], yang penting infrastruktur transportasinya bagus, itu yang penting," kata dia.

Untuk lokasi yang cocok bagi pembangunan rusunami, Artadinata memberikan solusi, misalnya di daerah Pulogadung yang ada jalur busway. Selain itu, di Jatinegara juga ada busway dan stasiun atau di Serpong ada fasilitas kereta api.

"Jadi, yang penting infrastrukturnya tersedia karena mereka ini bukan mengendarai mobil sendiri. Transportasi publik itu penting sekali untuk men-support keberadaan rusun-rusun menengah ke bawah," kata Artadinata.

Artadinata menyatakan, perseroan belum berencana membangun rusunami karena belum mempunyai tanah untuk mendukung program pembangunan apartemen bersubsidi tersebut. "Sampai saat ini belum ada, kami belum ada tanah untuk bangun itu [rusunami]," katanya.

Kepala BNPT Komjen Pol. Rycko Amelza Dahniel

Senada dengan BNPT, Guru Besar UI Sebut Perempuan, Anak dan Remaja Rentan Terpapar Radikalisme

Guru Besar Fakultas Psikologi UI Prof. Dr. Mirra Noor Milla, sepakat bahwa perempuan, anak-anak, dan remaja rentan terpapar radikalisme, seperti paparan BNPT

img_title
VIVA.co.id
29 Maret 2024