- VIVAnews/Adri Irianto
VIVAnews - Pemerintah berkeinginan untuk tidak hanya giat mengekspor bahan baku mentah ke China, melainkan juga pada sektor manufaktur. China merupakan mitra perdagangan Indonesia terbesar saat ini.
Menteri Koordinator Perekonomian Hatta Rajasa mengatakan, meski kerap mengalami defisit perdagangan dengan China, kian hari defisit itu makin menipis di tengah situasi perdagangan bebas saat ini. "Sejauh ini balance of trade kita dengan China itu justru membaik," ujar Hatta saat ditemui di Jakarta, Jumat 28 Oktober 2011.
Indonesia, dia melanjutkan, telah memiliki institusi pengawas perdagangan yang memberikan peringatan apabila program perdagangan bebas mulai berdampak negatif. "Memang ada tim evaluasi, salah satunya Bea Cukai dan Badan Kebijakan Fiskal sebagai sistem peringatan dini," tuturnya.
Bea Cukai, menurut dia, adalah institusi yang mengetahui apakah sudah terjadi peningkatan berlebihan dari arus barang impor atau tidak. "Sistemnya harus memberi tahu. Nanti, kami cek apakah terjadi dumping atau sesuatu yang harus bereaksi," katanya.
Hatta menerangkan bahwa Indonesia harus tepat dalam menyikapi perdagangan bebas ini. Perdagangan bebas harus berprinsip pada sifat berkeadilan untuk semua pihak. "Kita itu negara yang open market, tapi bukan yang super liberal. Pasar kita terbuka, tapi harus berkeadilan," katanya. (art)