Alexandra: Mobil Terbalik, Itu Biasa

Wawancara Khusus Dengan Alexandra Asmasoebrata
Sumber :
  • VIVAnews/Fernando Randy

VIVAnews - Tragedi yang menimpa Marco Simoncelli ikut mengusik benak Alexandra Asmasoebrata. Pembalap putri Indonesia ini juga pernah mengalami kecelakaan saat membalap di sirkuit, meski tak setragis Simoncelli.

Waspada! Demam Berdarah Mengganas, Jakarta Jadi Episentrum dengan 35 Ribu Kasus

Pembalap cantik 23 tahun ini menuturkan kesannya tentang tragedi Simoncelli. Andra juga menuturkan pengalaman saat mengalami kecelakaan dalam wawancara khusus kepada VIVAnews.com. Foto-foto pembalap cantik ini juga bisa dibuka di sini.

Bagaimana Anda melihat kejadian tragis yang menimpa Simoncelli?
Sedih sekali buat Marco. Saya merasa terlalu banyak kecelakaan yang menyebabkan kematian pembalap, setelah sepekan sebelumnya Dan Wheldon (Inggris) juga tewas saat balapan Indycar. Apalagi, saya berada di dunia yang sama.

Anda pernah mengalami kecelakaan saat balapan?
Kecelakaan sering, tapi yang paling parah saat sesi latihan sebelum balapan Formula Renault di Shanghai, China pada 2008 lalu. Waktu itu, mobil saya sebenarnya pelan, tapi tiba-tiba ditabrak dari belakang. Mobil sampai terbalik dan saya sempat panik karena mencium bau bensin. Karena takut kebakaran, saya langsung mengeluarkan tangan untuk minta pertolongan marshall.

Bagaimana reaksi orang tua Anda?
Beruntung, saya tidak cidera, tapi batal balapan karena mobil hancur. Saya masih bisa santai kembali ke paddock. Kebetulan waktu itu ada Papa, tapi tidak melihat langsung kejadiannya.

Pelatih Timnas Brasil Peringatkan Real Madrid soal Endrick

Beliau langsung panik menanyakan kaki atau tangan saya apakah ada yang terluka. Tapi, saya justru mencemaskan mobil karena itu sewaan. Bagaimana cara ganti mobilnya? Duit dari mana?

Anda sempat trauma?
Sampai sekarang masih agak trauma, apalagi kalau melintas di tikungan seperti itu.

Tewasnya Simoncelli, apakah membuat Anda taku membalap lagi?
Saya mendengar Marco tewas dari teman, karena waktu itu saya juga lagi balapan di Shanghai. Awalnya langsung takut, tapi saya tetap melihat videonya lewat youtube.

Menurut saya, ajal bisa datang kapan dan di mana saja. Kecelakaan dan balapan itu 11-12. Kalau kita pakai pengaman harusnya aman, tapi (kecelakaan) itu di luar kekuasaan kita.

Menurut Anda, apakah perlu dilakukan investigasi?
Proses investigasi tetap perlu. Bukan untuk mencari siapa yang salah, tapi untuk memperbaiki semua hal seperti keadaan sirkuit atau tingkat keamanan pembalap. Tujuannya untuk menyelamatkan nyawa-nyawa pembalap yang masih ada. Menurut saya, kecelakaan bisa terjadi karena human error, kurangnya tingkat kemanaan, atau mungkin sudah takdir.

Bagaimana tanggapan orang tua Anda setelah tragedi Simoncelli?
Kalau Mama, sepertinya tidak tahu soal kejadian tewasnya Marco. Mama juga tidak suka menanyakan saya tentang balapan.
Kalau Papa memang suka panik kalau saya kecelakaan.

KLHK: 3,37 Juta Hektare Lahan Sawit Terindikasi Ada dalam Kawasan Hutan

Dia cukup memberi tekanan dan dukungan untuk balapan, tapi bukan tipe pemarah kalau saya kalah. Mungkin karena dia juga dulu seorang pembalap. Dia marah kalau saya tidak disiplin latihan. Yang terpenting, saya selalu ingat pesan orang tua untuk berdoa dan hati-hati supaya selamat.

Anda akan tampil di Sepang, ada persiapan khusus?
November nanti, saya akan balapan kejuaraan Asia Formula Pilota di Sepang, setelah 3 tahun tidak balapan di sana. Meskipun sempat takut, saya tetap harus balapan.

Menurut saya, ada tiga faktor yang bisa mengantarkan kemenangan. Pertama, pembalap dalam kondisi baik, kemudian performa mobil sempurna, dan yang terakhir, keberuntungan.

Performa pembalap di lintasan ada batasnya, tapi terkadang kita harus memaksakan diri melewati batas itu. Yang penting jangan menggunakan cara kotor saat balapan.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya